KARAWANG | ONEDIGINEWS.COM | Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) sedang menjadi sorotan masyarakat.
Pasalnya, dengan dalih kekurangan ruang kelas untuk menampung mahasiswanya. Pihak kampus pun membeli kontainer/ peti kemas dengan anggaran mencapai hingga miliaran rupiah.
Dalam gelaran konferensi persnya, pihak rektorat Uniska yang diwakili oleh Wakil Rektor (Warek) 2 Safuri, Warek 3 Amirudin, Kepala Biro Kurniawan, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Indra Budiman dan Kepala Bagian Humas Anna. Digedung Opon Unsika Karawang, Selasa (17/12/2024), menyampaikan, mahasiswa aktif Unsika saat ini mencapai sekitar 18000-an lebih sehingga Unsika sebagai Perguruan Tinggi Negeri yang masih baru (10 tahun menyandang status Negeri) harus terus melakukan penataan baik dari segi infrastuktur maupun fasilitas pendidikan.
Disisi lain, animo masyarakat untuk berkuliah di Unsika cukup besar sehingga sarana dan prasarana tidak memadai untuk menampung proses belajar dan mengajar mahasiswa.
“Dimana secara ideal Unsika membutuhkan sebanyak 162 kelas,”kata Kabiro Unsika, Kurniawan mengawali.
Sementara, lanjutnya, ruang kelas yang tersedia saat ini hanya 84 ruangan. Total kekurangan sebanyak 66 kelas.
” banyaknya kekurangan ruang kelas ini, maka kami sebagai kuasa pengguna anggaran berpikir bagaimana memenuhi kebutuhan tersebut, dengan mencoba membangun kelas menggunakan kontainer atau peti kemas,” jelas Kurniawan.
“Karena di tahun 2025 mendatang, kita akan membangum ruang kelas bersama sebanyak 40- an ruang kelas. Ya, untuk sementara menggunakan kontainer dulu,” tandasnya lagi.
Ditempat yang sama, Warek 2 Safuri menambahkan, Unsika sebenarnya telah mempunyai Detail Engineering Design (DED) yang dibuat sebelum covid lalu. DED tersebut pun akhirnya tidak bisa dimanfaatkan karena satuan biaya yang mengalami perubahan.
“Oleh karenanya diputuskanlah membuat kelas kontainer (kabin). Yang berdasarkan kajian proses pengadaannya akan lebih cepat dan mudah,” ujar Safuri.
“Kelas kabin ini akan nyaman, dimana nanti juga akan kita sediakan beserta fasilitas pendukungnya,” imbuhnya.
Idealnya, Safuri menerangkan, membangun kelas-kelas kabin itu harus dengan landscape -nya . Tetapi Unsika lebih mengutamakan kelas kabin terlebih dahulu.
“Karena nanti kalau landscape-nya dulu akan lebih sulit. Landscape baru direncanakan tahun 2025 sekarang baru pemasangan paving blok agar tidak terlalu becek. Juga dipasang batu-batu kerikil,” imbuhnya ketika ditanya wartawan mengapa kontainer-kontainer itu sudah berdiri tersusun diatas tanah sementara pihak kampus baru melakukan pengerjaan paving block setelahnya.
Ditanya lebih lanjut terkait akan dikemanakan kontainer tersebut, mengingat di tahun depan (2025) Unsika juga akan membangun puluhan ruang kelas bersama ?, Safuri menuturkan, jika ruang kelas permanen sudah dibangun, maka kelas -kelas kabin tersebut dapat digunakan untuk ruang organisasi mahasiswa (ormawa).
“kabin-kabin itu nantinya tetap bermanfaat, karena dapat digunakan oleh ormawa untuk berkegiatan, ruangan mereka jadi akan lebih baik dari saat ini,” ulasnya.
Sementara itu, PPK Indra Budiman menjabarkan secara teknis terkait pembangunan kelas kabin atau kontainer yang berlokasi di gedung Kampus Unsika 2 tersebut.
“Pengadaan kelas kabin atau kontainer ini jauh lebih mudah seperti halnya kita membeli barang,” ucap Indra.
“Untuk 40 ruang kelas kita memerlukan 80 konteiner. Karena, untuk satu ruang kelas itu terdiri dari dua kontainer dengan ukuran 20 feet untuk satu kelas. Yang, didalamnya nanti ada jendela, ventilasi yang memadai, air bersih, listrik , AC dua unit @1 PK. Dan laintainya pun dibuat kuat dengan meja dan kursi kuliah, meja kursi dosen dan proyektor,”paparnya.
Diatasnya pun, Indra mengungkapkan, akan dibuat lapisan khusus agar kelas menjadi nyaman tidak terlalu berisik dan terlalu panas.
“Dari 40 ruang kelas tadi akan disediakan juga toilet. Dengan menggunakan 2 kontainer. Satu kontainer untuk 4 toilet pria dan satu kontainer untuk 4 toilet wanita. Yang jelas, sebuah ruang kelas yang lengkap,”ungkap Indra.
Disinggung mengenai total anggaran pembangunan kelas kabin, Indra menjawab, untuk satu kelas kabin yang terdiri dari dua kontainer ini dianggarkan sebesar Rp. 160 juta (pagu anggaran) dengan utilitas didalamnya.
“Untuk landscape belum kita anggarakan. Total anggaran keseluruhan sekitar Rp. 6, 4 Miliar rupiah (pagu anggaran) yang pos anggarannya berasal dari Badan Layanan Umum (BLU) murni Unsika,” pungkasnya.
Reporter : Nina Melani Paradewi