SUBANG– Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika memasang beroperasinya sensor seismograf yang berlokasi di Desa Cijengkol, Kecamatan Serangpanjang, Subang, dioperasionalkannya sensor seismograf pada jaringan mini regional di Jawa Barat ini untuk monitoring sesar aktif.
Deputi Bidang Geofisika BMKG Dr. Muhamad Sadly menjelaskan untuk wilayah Jawa Barat, pada tahun 2020 BMKG hanya membangun 1 seismograf, yaitu di Serangpanjang Subang, namun demikian pada tahun 2019 kita sudah membangun 22 sensor seismograf di Jawa Barat, salah satunya berada di wilayah Kabupaten Subang juga, yaitu di Kecamatan Tanjungsiang. Sementara itu sebelum tahun 2019 BMKG juga sudah membangun 8 sensor seismograf di Jawa Barat. Sehingga total sampai hari ini, BMKG sudah membangun sebanyak 31 sensor seismograf di Provinsi Jawa Barat.
Pada acara peresmian ini dilakukan live streaming dengan BMKG Pusat langsung dari ruang operasional Pusat Gempa Nasional BMKG guna memastikan data seismograf dengan Kode Stasiun SPSJM di Subang ini telah masuk dengan baik dalam sistem operasional InaTEWS di BMKG Pusat Jakarta.
“Keberadaan sensor seismograf di Jawa Barat sangat penting karena wilayah Jawa Barat merupakan salahsatu wilayah yang sangat aktif gempabumi di Indonesia”. imbuh Sadly, Jum’at (20/11)
Sadly menuturkan di Jawa barat terdapat beberapa struktur sesar aktif, seperti Sesar Baribis, Sesar Lembang, Sesar Garsela, Sesar Cipamingkis, Sesar Cimandiri, Sesar Citarik, dan sesar mikro lainnya yang belum teridentifikasi dan terpetakan. Selain itu Jawa Barat juga memiliki ancaman sumber gempa potensial yaitu zona megathrust di Samudra Hindia.
Oleh karena itu, lanjut Sadly, mengawali lompatan inovasi operasional monitoring sesar aktif, BMKG memasang sensor gempa periode pendek di Kecamatan Serangpanjang, Subang, untuk meningkatkan kecepatan dan akurasi informasi peringatan dini gempa lokal (local earthquake) akibat sesar aktif untuk masyarakat Jawa Barat.(red)