KARAWANG | ONEDIGINEWS.COM | Outing class adalah kegiatan yang menawarkan pengalaman belajar dialam terbuka, yang menggabungkan antara edukasi dengan hiburan.
Namun ironisnya, Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pinayungan 2, Karawang, Jawa Barat, justru diduga melakukan Pungutan Liar (Pungli) dengan cara memaksa siswa berdalihkan program outing class, menarik biaya yang nilainya tidak sedikit.
Pasalnya, jika sekolah dasar negeri yang di pimpin oleh Kepala Sekolah Mimi Martiningsih itu mewajibkan para siswanya mulai dari kelas I hingga VI (6) untuk mengikuti program yang diinisiasi oleh jajarannya tersebut.
Tak tanggung-tanggung biaya yang dikenakan mencapai hingga ratusan ribu rupiah per-siswa. Biaya tersebut belum termasuk biaya pendampingan orang tua, juga adik atau saudara.
“Info untuk biaya outing class:
-Siswa : 375.000
-Orang tua: 300.000
-Adik : 275.000
Semua sudah termasuk tiket bis, makan, snack, kegiatan membatik, tiket masuk Saung Ujdo,” berikut Informasi dari salah satu orang tua siswa kepada redaksi onediginews.com .
Kepala Sekolah SDN Pinayungan 2, Mimi Martiningsih ketika dikonfirmasi mengatakan dirinya akan menanyakan terlebih dahulu kepada panitia outing class.
“Nanti sy masih kegiatan di SD lain, saya akan konfirmasi dulu ke panitia outing class ,” ucapnya tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Sementara itu, Menurut salah seorang walimurid yang enggan disebutkan namanya mengatakan, jika pihak sekolah mewajibkan siswa -siswi mengikuti kegiatan outing class dengan tujuan yang berbeda-beda. Dengan biaya yang beragam.
“Kalau anak saya kelas lima, biayanya 375 ribu, itu belum termasuk biaya orang tua jika ikut mendamping, juga kalau bawa adik atau kaka dikenakan biaya lagi, per kepala sekitar Rp. 300 ribuan,” ungkapnya.
Ia pun mengaku keberatan akan besarnya biaya kegiatan belajar mengajar diluar sekolah itu, tapi sebagai orang tua dirinya tidak punya pilihan lain.
“Ya, berat sebenarnya tapi kegiatan inikan memang tidak memaksa secara frontal hanya saja diwajibkan dengan cara halus. Mau gak mau, ya gimana lagi, saya harus bayar dikalikan dua (2), saya dan anak saya bayarnya Rp 675 ribu,” ungkapnya.
Reporter : Nina Melani Paradewi