KARAWANG – Pembiayaan tes swab yang dibebankan kepada pasien operasi di sejumlah rumah sakit disorot DPRD Kabupaten Karawang.
Komisi IV sebagai leading sektor bidang kesehatan masyarakat mendesak pemerintah untuk memfasilitasi dan menanggung pembiayaan tersebut.
Menanggapi hal itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Karawang , Acep Jamhuri membenarkan jika pasien operasi memang harus dilakukan tes swab terlebih dahulu. Demi menjaga agar dokter dan tenaga kesehatan yang menangani tidak tertular Covid – 19. Terburuknya lagi adalah menularkan.
” Rapid tes saja memang tidak cukup karena hasilnya tidak akurat, harus juga dengan tes swab. Untuk lebih memastikan kondisi pasien sebelum dioperasi. Mungkin saja pasien pernah bersinggungan dengan pasien Covid -19, atau bahkan Orang Tanpa Gejala (OTG) . Ya, kita kan gak tahu, hal ini tentunya menjadi tanggung jawab kita semua,” kata Sekda Acep saat ditemui Onediginews diruangannya, Kamis (12/11/2020).
Akan tetapi jika bicara soal beban pembiayaan, Sekda Acep mengaku saat ini kondisi keuangan pemerintah daerah Kabupaten Karawang sedang morat marit. Bahkan anggaran belanja tidak terduga (BTT) juga sudah menipis.
“Proses keuangannya saat ini sedang sulit, betul Pemda memang harus bertanggung jawab , namun keuangannya kan juga harus dipersiapkan, DPRD pasti pahamlah,” ungkapnya.
Untuk melacak pasien pun, kata Acep, pemkab sudah keteteran. Idealnya, kata dia, dalam sepekan seharusnya bisa melakukan tes kepada 1500 orang.
“Tapi sayangnya kita tak bisa kejar target itu. Sepekan paling 1000 orang, kita perlu alat PCR tambahan di Karawang,” tandas Sekda Acep.
Oleh karenanya, sebagai solusi, disini pentingnya kerjasama antara pihak rumah sakit dengan BPJS Kesehatan.
“Bagi masyarakat yang mampu mungkin beban tes swab ini tidak apa – apa, namun bagi masyarakat yang tidak mampu mengapa tidak pihak rumah sakit sekalian saja tagihannya dimasukan ke tagihan BPJS, jangan terpisah – pisah,” sarannya.
Disinggung soal Kabupaten Karawang yang kembali terperosok ke zona merah. Sehingga mengakibatkan pasien positifĀ corona bertambah drastis, Sekda Acep mengungkapkan jika Pemerintah Kabupaten (Pemkab) saat ini sudah menyewa hotel untuk merawat pasien baru.
“Kita sudah sewa Hotel Prime- InĀ di Cikampek untuk merawat pasien positif coronaĀ karena kondisi rumah sakit saat ini sudah penuh. Jika pasien terus bertambah khawatir pasien tak tertampung,” imbuhnya.
“Selain hotel, kita juga menyiapkan ruangan di Balai Latihan Kerja Disnaker. Kita juga sudah siapkan 6 rumah isolasi di dekat rumah sakit khusus paru-paru,” tambah Sekda Acep lagi.(NN)