Bandung, Ahad Media Center | ONEDIGINEWS.COM | Wakil Ketua Komisi V DPRD Jawa Barat, Abdul Hadi Wijaya, menyebut ribuan masyarakat di sejumlah desa yang berada di dekat daerah aliran waduk Jatiluhur di Kabupaten Purwakarta belum bisa leluasa menikmati air bersih.
Padahal, semestinya masyarakat yang bermukim di wilayah Kecamatan Maniis dan Sukasari tidak seharusnya mengalami kekurangan air bersih, mengingat letak pemukiman mereka berada di lumbung air yang selama ini memasok air bersih ke berbagai daerah.
Sekretaris MPW DPW PKS Jawa Barat yang akrab disapa Gus Ahad ini juga menyebut, yang terjadi di Maniis dan Sukasari terasa menjadi sebuah ironi, karena butuh keberpihakan dalam melawan politik di semua level untuk menyelesaikan masalah.
Gus Ahad yakin, Pemkab Purwakarta tidak sanggup merealisasikan pembangunan rumah pompa modern, jaringan pipanisasi, dan infrastuktur pengolah air bersih hanya dengan mengandalkan APBD kabupaten. “Harus ada bantuan dari pemerintah pusat,” ujar Gus Ahad.
“Untuk membuat jaringan air bersih dengan cara memompa air baku permukaan waduk Jatiluhur lalu mengolahnya jadi air bersih untuk didistribusikan ke Maniis dan Sukasari, diperlukan dana yang besar, Pemkab Purwakarta tidak akan sanggup,” ujar Gus Ahad.
“Biaya besar diperlukan karena lokasi geografis kedua kecamatan tersebut berada di lokasi perbukitan dan pegunungan. Seperti Kecamatan Sukasari saja memiliki delapa desa. Bahkan, ada yang lokasinya berada di seberang danau Jatiluhur,” imbuh Gus Ahad.
Seperti diketahui, masyarakat Kecamatan Sukasari, sudah berkorban harta, tenaga dan lahannya demi pembangunan waduk Jatiluhur yang menjadi sumber air lahan-lahan pertanian, air bersih, industri hingga pembangkit listrik interkoneksi Jawa-Bali tersebut.
“Semestinya mereka mendapatkan prioritas fasilitas air bersih, namun nyatanya sampai sekarang belum dapat perhatian, sejak dibangun dan dioperasikannya waduk Jatiluhur periode 60-70-an lalu, nasib mereka nyaris dilupakan,” pungkas Gus Ahad. (Rls.)