Thursday, November 21, 2024
HomeArtikelInovasi Model Pembelajaran SAJATI dalam Membangun Ekosistem Pembelajaran yang Berpusat pada Murid...

Inovasi Model Pembelajaran SAJATI dalam Membangun Ekosistem Pembelajaran yang Berpusat pada Murid di SDN Citungku

ONEDIGINEWS.COM | Pendidikan merupakan fondasi utama bagi pembangunan sumber daya manusia yang unggul, yang akan menjadi motor penggerak kemajuan bangsa di era globalisasi ini. Namun, meski telah banyak upaya dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan dalam memastikan bahwa setiap siswa memperoleh kesempatan yang setara untuk berkembang. Salah satu tantangan terbesar adalah ketimpangan kualitas pengajaran di berbagai daerah, yang sering kali dipengaruhi oleh keterbatasan sarana dan prasarana, serta perbedaan dalam gaya dan kebutuhan belajar siswa.

Untuk menjawab tantangan ini, SDN Citungku telah memprakarsai sebuah inovasi pembelajaran yang berfokus pada kebutuhan individual siswa, yaitu Model Pembelajaran SAJATI. Inovasi ini dipelopori oleh Kepala Sekolah, Adang Sukmansyah, S.Pd, bersama dengan Tita Agustini, M.Pd sebagai ketua tim pengembangan. Model ini bertujuan untuk menciptakan ekosistem pembelajaran yang tidak hanya berpusat pada materi ajar, tetapi lebih kepada siswa sebagai subjek pembelajaran yang aktif.

SAJATI adalah akronim dari Siapkan Jiwa, Angkat Tema, Jabarkan Rencana, Aksi, Tunjukkan Nyali, dan Ingat Kembali. Model ini tidak hanya memfasilitasi siswa dalam memahami materi pelajaran secara menyeluruh, tetapi juga memberikan ruang bagi mereka untuk mengembangkan kemampuan pribadi dan sosial sesuai dengan potensi masing-masing. Dengan pendekatan ini, setiap siswa memiliki kesempatan untuk belajar sesuai dengan gaya belajar, minat, dan kemampuan mereka, yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas pembelajaran secara keseluruhan.

Membangun Ekosistem Pembelajaran yang Berpusat pada Murid

1. Siapkan Jiwa
Langkah pertama dalam Model SAJATI adalah “Siapkan Jiwa”. Pada tahap ini, guru berfokus pada persiapan mental dan emosional siswa sebelum memulai proses pembelajaran. Siswa diajak untuk memahami pentingnya sikap positif dan kesiapan belajar. Kegiatan ini mencakup diskusi ringan atau tes diagnostik untuk mengidentifikasi kesiapan mereka dalam menerima materi pembelajaran. Dengan pendekatan ini, siswa merasa lebih siap dan termotivasi, sementara guru dapat memahami kondisi psikologis siswa sehingga bisa menyesuaikan metode pengajaran dengan lebih efektif.

2. Angkat Tema
Setelah siswa siap secara emosional, langkah berikutnya adalah “Angkat Tema”. Di tahap ini, guru memperkenalkan tema pembelajaran dan menjelaskan tujuan yang ingin dicapai. Tema yang diangkat bukan hanya berkisar pada teori atau konsep yang bersifat akademik, tetapi juga relevansi praktis yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari siswa. Misalnya, dalam pembelajaran matematika, tema yang diangkat bisa berkaitan dengan perhitungan yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti menghitung anggaran belanja keluarga. Tema yang relevan ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dan keterlibatan siswa.

3. Jabarkan Rencana
Pada tahap “Jabarkan Rencana”, guru dan siswa bersama-sama merancang langkah-langkah pembelajaran yang akan dijalani. Rencana ini tidak hanya mencakup materi yang akan dipelajari, tetapi juga metode yang akan digunakan untuk memfasilitasi siswa sesuai dengan gaya belajar mereka. Model ini sangat menekankan pada diferensiasi pembelajaran, di mana kegiatan belajar disesuaikan dengan tingkat kemampuan dan kecepatan siswa. Dengan cara ini, setiap siswa memiliki kesempatan yang lebih besar untuk menguasai materi sesuai dengan cara belajar mereka masing-masing.

4. Aksi
Tahap selanjutnya adalah “Aksi”, yaitu saat siswa mulai menerapkan pengetahuan yang telah dipelajari. Di SDN Citungku, siswa diberi kebebasan untuk memilih aktivitas yang sesuai dengan gaya belajar mereka, baik itu berupa eksperimen ilmiah, proyek kelompok, maupun presentasi individu. Pendekatan ini memungkinkan siswa untuk belajar melalui pengalaman langsung, sehingga mereka tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu mengaplikasikan pengetahuan dalam situasi nyata.

5. Tunjukkan Nyali
Tahap “Tunjukkan Nyali” memberi kesempatan bagi siswa untuk mempresentasikan hasil karya atau pengetahuan yang telah mereka peroleh. Dalam konteks SDN Citungku, presentasi dan diskusi kelompok menjadi kegiatan yang rutin dilakukan, yang memungkinkan siswa untuk saling bertukar ide dan memberikan umpan balik. Fase ini tidak hanya mengembangkan keterampilan komunikasi, tetapi juga membangun rasa percaya diri siswa, serta kemampuan mereka dalam bekerja sama dengan teman-teman sekelas.

6. Ingat Kembali
Langkah terakhir adalah “Ingat Kembali”, yaitu refleksi dan evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Guru bersama siswa merefleksikan apa yang telah dipelajari dan mengidentifikasi bagian-bagian yang masih perlu diperbaiki. Proses refleksi ini membantu siswa untuk menginternalisasi pengetahuan, mengingat kembali materi yang telah dipelajari, dan memperkuat pemahaman mereka. Evaluasi juga menjadi sarana bagi guru untuk menilai efektivitas pembelajaran dan melakukan perbaikan apabila diperlukan.

Mendukung Pendidikan yang Lebih Inklusif dan Adil

Model Pembelajaran SAJATI tidak hanya menekankan pada pencapaian akademik, tetapi juga memperhatikan pengembangan karakter dan keterampilan sosial siswa. Dengan memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan potensi mereka, SAJATI memfasilitasi terciptanya pembelajaran yang lebih inklusif dan adil. Setiap siswa, terlepas dari latar belakang atau kemampuan, memiliki kesempatan yang sama untuk sukses.

Sebagai contoh, dalam pembelajaran matematika, siswa yang cepat memahami konsep diberikan tantangan tambahan, sementara mereka yang membutuhkan waktu lebih lama diberikan bimbingan lebih intensif agar dapat memahami materi secara mendalam. Hal ini menciptakan suasana kelas yang lebih adil dan mendukung kesetaraan dalam pembelajaran.

Selain itu, SDN Citungku juga mengintegrasikan teknologi dalam proses pembelajaran untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih dinamis dan interaktif. Penggunaan aplikasi pendidikan dan platform pembelajaran online memberi siswa kesempatan untuk belajar dengan cara yang lebih personal dan fleksibel, disesuaikan dengan kecepatan dan gaya belajar masing-masing siswa.

Tantangan dan Harapan ke Depan

Meski Model Pembelajaran SAJATI telah menunjukkan hasil positif di SDN Citungku, tantangan terbesar yang dihadapi adalah kesiapan dan pelatihan guru untuk mengimplementasikan model ini secara konsisten. Oleh karena itu, penting bagi pihak sekolah dan pemerintah untuk terus memberikan dukungan berupa pelatihan dan fasilitas yang memadai bagi para guru. Kolaborasi antara guru juga menjadi kunci penting dalam memperkaya dan mengembangkan pendekatan pembelajaran yang lebih efektif.

Ke depan, diharapkan Model Pembelajaran SAJATI dapat diadopsi oleh lebih banyak sekolah di Indonesia, sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih inklusif, adil, dan berbasis pada kebutuhan setiap siswa. Dengan model pembelajaran yang berpusat pada siswa, diharapkan pendidikan Indonesia dapat lebih relevan dengan perkembangan zaman, serta mampu mempersiapkan generasi masa depan yang cerdas, kreatif, dan kompetitif di tingkat global.

Inovasi ini, yang dimulai di SDN Citungku, adalah contoh konkret bahwa dengan pendekatan yang tepat, kualitas pendidikan di Indonesia dapat ditingkatkan. Melalui SAJATI, siswa tidak hanya belajar untuk menguasai pengetahuan, tetapi juga belajar untuk menjadi pribadi yang siap menghadapi tantangan hidup dengan percaya diri dan keterampilan yang memadai.

 

Penulis : Ketua Tim Pengembang Inovasi Model Pembelajaran Sajati, Tita Agustini, M.Pd.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments