Karawang, Onediginews.com – Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Rengasdengklok, Asma, Spd., Mpd., menekankan bahwa tawuran itu bukan warisan tapi karena tingkat Sumber Daya Manusia (SDM) pelajarnya yang masih rendah.
Termasuk juga ditambah tingkat kemiskinan yang cukup tinggi sehingga memicu tumbuhnya kenakalan remaja, selain kurangnya solidaritas antar pelajar maupun kurangnya penyerapan mengamalkan pendidikan karakter yang diberikan oleh guru di sekolah.
“Mungkin saja tawuran antar sekolah terjadi akibat masalah dilingkungan tempat tinggal siswa sehingga dibawa ke sekolah dan berbagai faktor lainnya, yang akibatnya memicu terhadap kejiwaan siswa tersebut untuk melakukan tindakan brutal. Semisal contoh berbagai aksi tawuran direkam dan disebar melalui media sosial,” kata Asma.
Menurut Asma, sekolah yang dipimpinnya pun pernah tersiar ikutan tawuran, tetapi bukan berarti pihaknya harus menyalahi asal sekolah siswa tersebut.
“kita sebagai pendidik berkewajiban memberikan motivasi pada siswa tentang hal – hal positif melalui extrakulikuler pada siswa,” tambahnya.
“pada intinya kita sebagai pendidik harus bisa mencari solusi bagaimana mengalihkan daya pikir anak dari hal buruk menjadi yang baik dan berguna buat masa depannya, saya setuju untuk mengantisipasi tawuran dengan dibentuk Satgas Pelajar,” ujar Asma lebih lanjut.
Ia pun mencontohkan, salah satunya adalah SMA Negeri 1 Karawang yang belum pernah terdengar ikutan atau terlibat tawuran, karena SDM siswa-siswanya sangat bagus. Taat pada sekolah, dengan kata lain siswa pintar dan cerdas tidak akan tawuran.
“kita perlu memotivasi dan memberikan contoh kepada siswa agar seperti itu,” tutupnya. (Benk)
