Karawang, Onediginews.com – Kesuksesan Perusahaan Desain Grafis PT. Cipta Grafika yang berdiri sejak tahun 1994 lalu, tidak datang secara instan.
Ada banyak hal yang harus dilalui Fathi Bawadzier sehingga dirinya bisa menyandang sebagai pengusaha percetakan sukses di Kabupaten Karawang.
Berawal dari garasi rumahnya, Fathi pun mulai membuka usaha jasa percetakan desain grafis. Dan berkat kegigihannya, ia mampu mengembangkan Cipta Grafika menjadi sebesar sekarang.
“ketika saya masih bekerja dibagian keuangan sebuah perusahaan. Saya terbersit membuka usaha jasa desain grafis percetakan karena kebetulan saya punya satu komputer dirumah. Dan garasi adalah tempat pertama saya membuka usaha ini, “kata Fathi menuturkan kisah mula perjalanan bisnisnya.
Ayah dari 3 anak ini menceritakan, dirinya bukan tanpa kendala dalam memulai usahanya tersebut. Namun dengan kegigihannya dan tetap berprasangka baik, Fathi pantang menyerah membesarkan bisnisnya.
“Suka duka dalam berbisnis itu pasti ada, namun saya tidak pernah berputus asa meski dalam bisnis ini ada pasang surutnya. Saya selalu berprasangka baik,” ujarnya.
Berbagai ujian pun dilalui, kata Fathi menambahkan, dan yang terberat adalah pada saat Indonesia mengalami krisis moneter. Dan kemudian Pandemi Covid-19, yang mengakibatkan omset perusahaannya menurun hingga 40 -60 persen. Sehingga ia pun merambahkan usahanya ke bisnis kuliner dan travel trip atau perjalanan wisata.
“Ujian terberat pada saat terjadinya krisis monoter bagi saya, tapi saya tetap maju dan bertahan dengan keyakinan kepada Tuhan bahwa saya pasti bisa. Dan disaat usaha- usaha lain terkena imbas, Alhamdulillah, saya masih bisa maju,” paparnya.
Bagi pemilik PT. Cipta Grafika ini, kegagalan bukanlah suatu hal yang buruk, namun sebuah proses menuju kesuksesan dan kebahagiaan diwaktu mendatang. Oleh karenanya, Fathi tetap optimis dan terus belajar dalam menghadapi setiap kesulitan yang ada.
“Saya tidak pernah menganggap sesuatu hal buruk itu kegagalan, namun bagi saya itu adalah proses yang masih bisa kita harapkan akan baik di waktu mendatang. Uang bukanlah ukuran kesuksesan dan kebahagiaan. Namun semakin saya banyak belajar, saya tetap optimis mampu menghadapi semua kesulitan,” ungkapnya.
Fathi menuturkan, Nama Cipta Grafika yang diciptakannya mengandung sebuah filosofi yang artinya harus selalu berinovasi.
“nama Cipta Grafika adalah nama yang dibuat dengan banyak filosofi didalamnya. Artinya selalu harus berinovasi,” ucap Fathi.
“Bahkan kita yang pertama ditahun 1994 membuat terobosan Pentium dimana Klik Enter keluar hanya dalam waktu dua menit. Dulu dua menit itu canggih. Kita juga berinovasi dalam mesin percetakan, dimana mesin ini kita modif sendiri. Mesin Printer menjadi mesin Master. Dulu Master bisa mencetak 2 Rim kita bisa mencetak 50 Rim.Kita juga punya mesin berpensil yang bisa menggambar sendiri, dimana orang tinggal memotong saja sesuai bentuknya memakai cutter. Disinilah kenapa ,kita selalu berinovasi, sesuai dengan nama kita Cipta Grafika,” katanya lebih lanjut.
Pria berusia 58 tahun, yang juga penulis buku yang diterbitkan Gramedia berjudul Lost In USA ini menuturkan Cipta Grafika dari mulai 5 orang karyawan sekarang sudah memiliki gedung sendiri dan mempunyai sekitar 80 sampai 90 orang karyawan yang tersebar dibeberapa cabang.
Menurutnya, Rata rata orang yang bekerja diperusahaannya adalah orang- orang yang ingin mengembangkan diri untuk maju menjadi pengusaha. Bukan hanya sekedar dengan ukuran uang. Diungkapkannya, Sudah banyak karyawan yang pernah bekerja diperusahannya yang sudah sukses dan berhasil membuka percetakannya sendiri.
“Semua orang berhak untuk maju, rumah yang layak, mobil, menyekolahkan anak- anaknya itu sulit terwujud jika mereka hanya menjadi karwayan. Mereka harus menjadi pengusaha. Karenanya kita melakukan pelatihan dan pendidikan kepada para karyawan agar mereka menjadi pengusaha,” tuturnya.
“Program kami, bagaimana mereka menjadi pengusaha. Bukan hanya bekerja sebagai karyawan. Kami terus belajar, dengan mempelajari bagaimana kemajuan jaman setiap waktunya, kita harus terus bergerak kedepan dengan belajar dan belajar agar perusahaan kita tidak ketinggalan jaman dan mampu berdaya saing,” terang pecinta musik bergenre rock and roll dan memiliki group band Blue Sweat ini menutup pembicaraan. (Nina)