KARAWANG | ONEDIGINEWS.COM | Karawang Monitoring Group (KMG) meminta Aparat Penegak Hukum (APH) memeriksa Taman Interchange Karawang Barat yang disebut-sebut sebagai “The Window” Karawang.
Sebagaimana dikatakan Ketua KMG, Imron Rosadi, taman the window dibangun seolah hanya terkesan menghambur-hamburkan uang negara saja.
Mengapa demikian lanjut Imron, karena pembangunan taman yang menelan anggaran hingga mencapai Rp. 1,8 Miliar tersebut jika dilihat langsung dilokasi hanya seperti hamparan tanaman hias saja yang bentuknya melingkar.
Menurutnya, DLHK seolah hanya menanam beberapa tanaman hias out door jenis kecil dengan beberapa sprinkle kran air putar penyiram taman dan lampu hias.
Terlebih lagi, belum lama dibangun dan ditanami tanaman hias, kondisi taman yang dibangun dijaman kepemimpinan Bupati Cellica Nurrachadianna itu, sekarang kondisinya justru sangat memprihatinkan, tinggal rumput dan ilalang, tak terawat.
“Jika diperhatikan taman the window Karawang itu terkesan menghamburkan uang negara saja,” tegas Imron Rosadi, kepada onediginews.com, Selasa (19/3/2024).
Diungkapkannya, Dana yang dikeluarkan Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang melalui APBD Tahun Anggaran 2022 untuk proyek pembuatan taman tersebut tidaklah sedikit, namun kalau melihat kondisi dilapangan saat ini sungguh ironis. Sehingga ditegaskan Imron, sudah semestinya APH turun memeriksa.
“Awal pembangunan saja, hanya menanam beberapa tanaman hias jenis kecil, lalu dibiarkan saja tanpa perawatan hingga seperti kondisi hari ini. Saya rasa APH jangan diam saja, segera lakukan pemeriksaan, turun dan selidiki,” tandas Imron.
Belum lagi lanjut dia, sekitaran bundaran taman tidak sama sekali terpasang pagar. Pertanyaannya kemudian, apakah Rp. 1,8 Miliar tidak cukup untuk membuat pagar.
“masa harus buat anggaran kembali untuk pengadaan berikutnya,” imbuhnya lagi.
“Setahu saya, jika tidak salah harga tanaman tanaman hias tersebut juga tidak terlalu mahal, misalnya ada tanaman hias ruellia bunga ungu dengan harga sekitar 5000 rupiah perbibit, Kucai jepang Rp. 2000, Lili Paris 5000, Adam hawa ungu 3000 rupiah, kalau saya tidak salah ya. Apalagi sekarang semua tanaman -tanaman itu habis oleh rumput dan ilalang,” pungkasnya.
Reporter : Nina Melani Paradewi