SUMEDANG | ONEDIGINEWS.COM | Dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H, Keraton Sumedang Larang (KSL) menggelar Kirab Alit dan Jamasan 7 Pusaka inti yang di selenggarakan di Alun-alun Sumedang. Kamis, 5 September 2024.
Kirab yang dimulai dari Gedung Pusaka Museum Prabu Geusan Ulun dengan mengarak Mahkota Binokasih dan tujuh Pusaka lainnya beserta berbagai hasil bumi, prosesi tersebut di iringi oleh ratusan kawargian Karaton Sumedang Larang menuju Alun-alun Sumedang, dan menjadi pusat perhatian warga masyarakat. Kemudian setibanya di Alun-alun Sumedang dilakukan prosesi pencucian (Jamasan) atau Pencucucian benda pusaka.
Lucky Djohari Soemawilaga selaku Radya Anom Karaton Sumedang Larang menyampaikan bahwasanya pada kesempatan inu pihaknya melaksanakan Kirab Alit dan Jamasan 7 Pusaka inti peninggalan para tokoh dari Kerajaan Sumedang Larang, bertepatan juga dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
“Hari Ini satu Maulid jatuh tanggal 5 September, kita melaksanakan tradisi penjamasan terhadap pusaka – pusaka peninggalan Kerajaan Sumedang Larang yang primer yang atau yang utama. Diantaranya ada 7 pusaka kerajaan Sumedang larang yang kita basuh tanggal 5 September 2024,” ucap Lucky.
Dijelaskan Lucky, biasanya kegiatan jamasan pusaka di dalam gedung pusaka atau di gedung srimanganti. Namun atas dasar permintaan dari masyarakat maka dari itu pihaknya melaksanakan kegiatan jamasan di alun-alun Sumedang.
“Tahun ini karena ada permintaan dari masyarakat untuk dilaksanakan di tempat terbuka yakni di alun-alun sumedang. Karena sebagaimana kita ketahui bersama sebelumnya pelaksanaan jamasan pusaka itu dilaksanakan di dalam gedung pusaka atau di gedung srimanganti. Namun kapasitasnya terbatas sehingga tidak bisa memungkinkan masyarakat untuk bisa melihat secara langsung. Hari ini kita putuskan kegiatan jamasan pusaka, kita konsentrasi di alun-alun sekaligus kita memberikan sebuah fasilitas kepada UMKM dan pedagang kaki lima untuk berjualan, jadi momentum keagamaan dan kebudayaan ini kami ingin mengangkat bagaimana bisa meningkatkan juga derajat dari ekonomi di masyarakat khususnya masyarakat kecil, maka kita ada 3 minggu melaksanakan bazar UMKM dan pedagang kaki lima. Tadi malam kita melaksanakan kegiatan nyuguh agung sebagai simbol _konkret_ kita sebagai manusia mengabdikan diri sebagai bentuk rasa syukur kepada gusti allah, salah satunya tentang ketahanan pangan. Nah hari ini pangan itu yang dari karaton dipersembahkan untuk masyarakat tadi,” sambungnya.
Menurutnya, dalam momentum jamasan yang di selenggarakan tedapat beberapa nilai dalam aspel kehidupan yakni diantaranya kearifan lokal yang harus di lestarikan, kemudian kegotong royongan dan Kasih Sayang.
“Seperti kita lihat bersama antusiasme masyarakat itu besar, ya artinya di dalam momentum itu sabulan momentum nyuguh Agung momentum jamasan ini ada nilai-nilai kearifan lokal yang harus kita lestarikan dan di jaga diantaranya yang pertama, nilai kebersamaan kedua nilai gotong royong, dan ketiga tentu yang ini yang paling prinsip adalah nilai kasih sesuai dengan peninggalan Sunda itu mahkota kerajaan sunda binokasih sanghiang pake nilai kasih sayang harus dipakai dipergunakan nilai tertinggi dalam sebuah kehidupan, baik kehidupan pribadi, kehidupan sosial, masyarakat maupun kehidupan bangsa dan negara. Nilai-nilai inilah merupakan identitas jati diri bangsa yang besar ini. Bicara budaya sunda itu bicara peradaban, maka bicara peradaban bukan bicara tentang masa lalu saja, tapi bicara hari ini untuk hari esok yang lebih baik. Esensi nilai nilai luhur tadi kita berkelanjutan kita teruskan warisan dari leluhur yang baik kita lestarikan, kembangkan dan amalkan agar kita menjadi manusia yang unggul. Manusia yang memiliki karakter Pembangunan karakter kesundaan kearifan lokal itu harus dipupuk dari sekarang untuk masa akan datang yang lebih baik,” pungkas Lucky.
Reporter : Rizky Prasetyo