Friday, November 22, 2024
HomeHukum dan KriminalMantan Suami Valencya, Apa Yang Dituduhkan Tidak Benar ! Chan : Saya...

Mantan Suami Valencya, Apa Yang Dituduhkan Tidak Benar ! Chan : Saya Tidak Suka Mabuk dan Marah – marah

Karawang, Onediginews.com – Kasus seorang istri memarahi suami yaitu Valencya yang baru-baru ini terjadi di Kabupaten Karawang, Jawa Barat dan mengundang perhatian publik dan netizen karena viral di media sosial.

Dimana kemudian kasus ini menjadi perhatian khusus bagi Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI), sehingga melakukan eksaminasi terhadap perkara tersebut yang menghasilkan keputusan yaitu membebaskan terdakwa Valencya dari segala jenis tuntutan yang sebelumnya didakwakan kepadanya.

Pasca dicabutnya tuntutan 1 tahun penjara terhadap Valencya melalui agenda sidang replik yang digelar Pengadilan Negeri Karawang pada Selasa (23/11/2021) kemarin. Chan Yung Ching (Mantan Suami Valencya, Red) kepada awak media didampingi para pengacaranya saat menggelar konferensi pers di Lapak Ngopi.

Chan menceritakan dari awal mula dirinya menikah dengan Valencya, hingga akhirnya terjadi percekcokan dalam rumah tangganya. Dia juga membantah bahwa dirinya suka marah-marah terhadap istrinya dalam kondisi mabuk.

Tahun 2000, Chan menikah dengan Valencya di Pontianak. Perbedaan usia sekitar 14 tahun (Chan lebih tua), saat itu Valencya sudah mengetahui bahwa calon suaminya merupakan duda yang memiliki 3 anak. Setelah menikah, keduanya hidup bahagia tinggal di Taiwan dengan dikaruniai 2 anak.

Tahun 2005, anak perempuan Chan dari istri pertamanya meninggal dunia karena mengalami kecelakaan lalu lintas. Chan memperoleh uang asuransi atas kematian anaknya. Sehingga sebagian uang asuransi inilah yang digunakan Chan untuk membuka usaha toko bangunan.

Akhirnya Chan dan Valencya memutuskan untuk pindah dari Taiwan ke Indonesia (Kabupaten Karawang). Karena saat itu status Chan masih sebagai Warga Negara Asing (WNA), akhirnya usaha toko bangunannya atas nama istrinya Valencya.

Setiap hari Chan membantu Valencya menjaga toko dan mengawasi arus barang keluar masuk. Setiap hari Chan mengantarjemput anak-anaknya ke sekolah. Sementara Valencya sering bepergian ke Jakarta dari pagi sampai sore hari. Bahkan Valencya sering berlibur ke Bali dan luar negeri.

Usaha toko bangunan akhirnya berkembang pesat. Hingga awalnya Chan dan Valencya yang hanya mengontrak, akhirnya memiliki 4 rumah dan beberapa kendaraan. Di Karawang Valencya memiliki 7 sodara kandung. Sementara Chan sama sekali tidak memiliki keluarga kandung.

Kehidupan bahagia Chan dan Valencya mulai terjadi percekcokan pada 2009. Karena saat itu Valencya diduga memiliki hubungan dengan pria lain. Diketahui oleh Chan, akhirnya Valencya menjadi stres dan meminum obat tidur dalam jumlah banyak hingga jatuh pingsan.

Saat itu Chan membawa istrinya ke rumah sakit. Selama seharian penuh Chan menjaga Valencia di rumah sakit. Namun saat Valencya siuman, Chan mendapati situasi yang tidak mengenakan hatinya.

Saat siuman, Valencya malah menanyakan kepada Chan “dimana si mister x”, laki-laki yang diduga merupakan selingkungan Valencya. Chan yang emosi dan depresi, akhirnya pulang ke rumah.

Dalam kondisi menyendiri, Chan melamun sambil merokok di rumahnya. Kemudian menyundutkan rokok ke tangannya, berharap rasa sakit di tangan bisa menghilangkan rasa sakit hatinya terhadap Valencia yang dicurigainya sudah memiliki laki-laki lain.

“Tahun 2009, istri saya hp blackberry ketemu cowok. Jadi hampir setengah tahun. Hampir stres sampai tangan saya sundut dengan rokok untuk menghilangkan sakit hati. Tapi 2009 istri saya minta maaf. Saat itu saya memaafkan, karena kasihan sama anak-anak,” tu Chan

Chan yang merasa sudah berumur dan tidak menarik lagi bagi istrinya, saat itu sudah jarang memberikan ‘nafkah batin’ kepada Valencya.

Tahun 2015, akhirnya Chan mendapatkan status sebagai Warga Negara Indonesia (WNI). Saat itu Chan memiliki keinginan untuk mengembangkan usahanya dengan mendirikan PT. Chan. Usaha inilah yang di kemudian hari menjadi pangkal percekcokan kehidupan rumah tangganya. Saat itu sering terjadi pertengkaran terus menerus mengenai keuangan keluarga.

Tahun 2017, Chan mendapati pesan WhatsApp seorang laki-laki di handphone Valencya dengan kata-kata “sayang dan kangen serta ingin berpelukan seperti kemarin”. Saat itu Chan menafsirkan pasti sudah terjadi sesuatu antara istrinya dengan laki-laki tersebut.

Chan juga sempat marah, karena Valencya melakukan operasi plastik di seluruh tubuhnya. Chatting whatsapp dengan lelaki lain yang ketahuan, Valencya kembali minum obat tidur dalam jumlah banyak hingga jatuh pingsan.

Lagi-lagi Chan membawa istrinya ke rumah sakit. Chan masih setia mendampingi istrinya di rumah sakit. Pihak keluarga Valencya yang mengetahui kejadian ini pun menasehati Valencya. Lagi, Chan kembali memaafkan istrinya. Tetapi setiap kali Valencya pergi ke luar rumah, Chan selalu terbayang-bayang istrinya bersama lelaki lain. Hal inilah yang membuat Chan menjadi stres dan depresi.

Tahun 2018, sebenarnya kehidupan rumah tangga Chan dengan Valencya masih baik-baik saja. Tetapi kemudian usaha toko bangunan mereka mengalami pasang surut, hingga menimbulkan beberapa hutang usaha. Karena adanya hutang usaha yang cukup besar, Valencya meminta agar PT. Chan ditutup. Tetapi Chan tetap berusaha melanjutkan usahanya.

Valencya lalu marah-marah kepada Chan dengan kata-kata kasar seperti anj*ng dan bab* (sensor, red). Hal inilah yang menjadi awal pertengkaran diantara keduanya secara terus menerus.

Hingga Januari 2019, Valencya memarahi dan mengusir Chan dari rumah dengan kata-kata kasar anj*ng dan bab*. Valencya juga mengirimkan pesan voicenot whatsapp kepada Chan yang isinya mengusir Chan dari rumah dan memaki-maki Chan dengan kata-kata kasar seperti bajingan, brengsek dan lain-lain. Valencya juga melarang Chan pulang ke rumah dan bertemu dengan anaknya lagi.

Februari 2019, Chan yang sudah tidak tahan dimaki-maki setiap hari oleh Valencya, akhirnya pergi dari rumah dan tidur di kantor PT. Chan. Karena dilarang bertemu dengan anak-anaknya, akhirnya Chan hanya bisa menemui anak-anaknya di sekolah.

Maret, April, Mei 2019, Chan masih mengirimkan uang ke rekening istrinya sebanyak 10 juta tiga kali dan 30 juta sekali. Namun uang tersebut enggan diterima istrinya dan dikirimkan kembali ke rekening Chan.

Bahkan April 2019, Valencya meminta bantuan Chan untuk datang ke kantor notaris guna tanda tangan surat persetujuan pinjaman uang sebesar Rp 2 miliar ke bank untuk keperluan renovasi toko bangunan.

“Saya memarahi Ibu Valen itu tidak benar. Saya justru diusir dari rumah. Saya tidak boleh ketemu dengan anak-anak saya. Saya tidak marah-marahi Ibu Valen. Tapi Valen malah maki saya anj*ng bab* karena masalah uang,” tutur Chan.

“Sebenarnya yang dilaporkan itu masalah keuangan. Jadi tidak pernah ada laporan marah-marah saya mabuk,” katanya.

“Hari ini saya mau cerita ke media karena cuma ingin nama saya bersih. Dengan bukti-bukti yang ada, saya tidak bermaksud mau menjelekan mantan istri saya,” timpal Chan, yang mengaku sejak awal kasus ini ramai di media, sebenarnya ia tidak mau berkomentar.

Karena alasan privasi keluarga dan menjaga perasaan anak-anaknya. Tetapi karena isu di media terus berkembang miring dan memojokan dirinya, akhirnya Chan mengaku terpaksa buka mulut juga.

Chan bersedia menjaminkan namanya untuk pinjaman uang Rp. 2 Miliar ke Bank, dengan harapan ia bisa kembali dan diterima istrinya di rumah. Namun saat itu Valencya masih marah-marah. Sehingga Chan belum berani untuk pulang ke rumah.

Beberapa lama setelah pinjaman 2 miliar ke bank, Valencya bermaksud menambah pinjamannya lagi ke bank. Tetapi saat itu Chan tidak setuju. Chan membuat surat ke bank dan mencabut kuasa yang diberikan kepada istrinya. Sehingga Valencya tidak bisa lagi meminjam uang ke bank.

September 2019, Valencya mengajukan gugatan cerai. Tetapi saat itu Chan tidak bersedia, karena mengaku masih sayang kepada Valencya dan anak-anaknya. Akhirnya Chan melakukan banding dan kasasi agar tidak terjadi perceraian.

Upaya banding dan kasasi dari Chan masih berlanjut. Chan sempat membawa surat kesepakatan yang bertujuan untuk menjaga agar harta gono-gini tidak habis dipergunakan Valencya untuk meminjam uang ke bank tanpa sepengetahuan Chan.

Sebenarnya Chan sempat akan merestui gugatan cerai istrinya. Tetapi yang memberatkan Chan adalah hak asuh anak dan harta gono-gini keluarga sepenuhnya jatuh ke tangan Valencya. Dengan alasan 50% untuk Valencya dan 50% untuk anaknya. Sementara Chan menegaskan bahwa ia juga harus kebagian 50% harga gono-gini, karena kondisi dia masih hidup dan dalam sehal wal’afiat.

Semenjak saat itulah Chan dan Valencya sudah tidak bisa dimediasi lagi oleh pengadilan agama. Akhirnya keduanya saling melaporkan.

Chan melaporkan Valencya ke Polda Jabar atas tuduhan kekerasan psikis yang dialaminya. Sementara Valencya melaporkan Chan ke Polres Karawang dengan tuduhan penelantaran anak.

Disinggung mengenai hasil sidang Pengadilan Negeri Karawang pada Selasa (23/11/2021) yang dimana Jaksa Penuntut Umum (JPU) mencabut tuntutan 1 tahun penjara kepada Valencya, Chan sendiri mengaku akan menghormati keputusan pengadilan.

Namun demikian Chan mengaku akan kembali berkonsultasi kembali dengan pengacaranya. “Hormati keputusan pengadilan. Cuma nanti saya bicara lagi dengan pengacara,” kata Chan.

Kepada awak media, Chan juga meminta agar tidak terus menerus mempublikasikan tentang kasus rumah tangganya. Apalagi berita-berita yang muncul selalu menyudutkan dirinya. Karena menurutnya, pemberitaan seperti itu juga akan mengganggu psikologis anak-anaknya.

“Saya minta tolong jangan masuk tv terus. Kasian anak saya masih kecil. Saya hari ini cuma mau ngomong kalau apa yang disebut Ibu Valen itu tidak benar (Chan sering pulang ke rumah dalam kondisi mabuk dan marah-marah),” tandas Chan. (Nina)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments