Karawang, Onediginews.com – Ketua Panitia Pembangunan Masjid Sabilu Rosyad, Cepyan Lukmanul Hakim angkat bicara terkait rencana pembangunan Masjid di lingkungan lahan milik PT. Kereta Api Indonesia (KAI) atau yang lebih dikenal kawasan Se’er.
Dijelaskannya, pembangunan masjid tersebut bukanlah kewenangan Bupati atau Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang.
“Kami, panitia yang menginisiasi pembangunan Masjid Se’er sampai hari ini masih terus berkomunikasi dengan pihak PT. KAI, terkait lokasi pembangunan yang belum juga mendapat persetujuan dari pemiliknya (PT KAI). Padahal sudah dilakukan beberapa kali pertemuan dengan Ka. Daops. PT. KAI dan Direktur asset PT KAI,” jelas Cepyan.
Ia menerangkan, Dalam hal rencana pembangunan ini, Bupati dan Wakil Bupati Karawang justru yang paling depan mendukung rencana pembangunan masjid ini.
Menurut Cepyan, inisiatif pembangunan masjid disana, didasari oleh kekhawatiran yang mendalam dari banyak ulama, tokoh dan aktivis islam yang mendengar kegiatan prostitusi disana yang tidak pernah berhenti.
“Kemudian kami melakukan pendekatan ke PT. KAI dan mengajukan permohonan pembangunan masjid yang di dukung oleh Bupati dan Wakil Bupati. Hanya saja pihak PT.KAI yang enggan meminjamkan lahannya untuk pembangunan masjid. Lebih memilih pembangunan kios,” paparnya.
“Padahal kami sudah mengajukan sewa lahan untuk pembangunan masjid. Jadi tidak tepat jika rencana pembangunan masjid Se’er ini dibebankan tanggungjawabnya kepada Bupati Karawang,” bela Cepyan lagi.
Cepyan juga membantah isue adanya tuduhan Panitia telah menerima bantuan ratusan juta rupiah untuk pembangunan masjid tersebut. Ditegaskannya, hal itu jelas adalah fitnah.
Karena sampai hari ini, kata Cepyan, pihaknya tidak pernah membuka donasi untuk pembangunan Masjid Se’er. Kecuali bahan bangunan yang langsung dikirim ke lokasi saat itu.
“Jujur saja, saya juga sering ditanya soal sumbangan itu, bahkan ada yang katanya menitipkan sejumlah uang untuk sumbang pembangunan Masjid Se’er. Sebut saja siapa yang nyumbangnya, dititip ke siapa dan kapan ?,” tegasnya.
“Sekali lagi, Bupati dan Wakil Bupati justru yang akan menyelesaikan pembangunan Masjid Se’er dari kantong pribadinya, jika izin penggunaan lahan dari PT. KAI sudah terbit. Jadi untuk apa kami buka donasi, jika sudah ada yang sudah bersedia menyelesaikan begitu,” tandas Cepyan lagi.
Hal lain yang harus menjadi perhatian, Cepyan menambahkan, sehari setelah deklarasi rencana pembangunan Masjid Se’er, ada penolakan besar dari mereka yang mengaku pedagang disana. Panitia dilempari batu, dikepung dari berbagai arah pada malam hari, beberapa orang panitia terluka kena lemparan batu dan sampai hari ini, pihaknya tidak tahu siapa pelaku dan dalangnya. Hal ini juga yang katanya menjadi pertimbangan PT. KAI menunda izinnya.
Dan sebagai tambahan, lanjut Cepyan, ada banyak sekali calon penyumbang, bahkan jika ditotalkan dari beberapa calon donatur saja, kesanggupannya lebih dari Rp. 1 Miliar.
“Tapi uang itu belum kami terima, hanya sebatas kesanggupan saja, yang akan mereka serahkan jika pembangunan sudah dimulai. Karena pembangunan belum dimulai, maka uang itu masih ditangan calon donatur,” ucapnya.
“Sebetulnya, berkali-kali Bupati dan Wakil Bupati berpesan, agar jangan sampai banyak yang tahu (kecuali Panitia), bahwa mereka yang akan menyelesaikan pendanaan pembangunan masjid Sabilu Rosyad, jika izin dari PT. KAI sudah terbit. Tapi ana berfikir, daripada jadi fitnah, mendingan dibuka aja, bahwa donatur utama pembangunan masjid itu nantinya adalah Bupati dan Wakil Bupati,” papar Cepyan.
“Dalam rapat panitia pernah dibahas tentang potensi atau peluang bantuan itu. Kalau gak salah, peluangnya sampai Rp. 1,5 Miliar. Sebagian besar dalam bentuk bahan bangunan dan kesanggupan bayar tenaga kerja. Pro kontra mah biasalah, Gak apa-apa, yang penting kita jalan aja sesuai track nya. Kalau ada yg bisa bantu keluarkan izin dari PT. KAI, kita sangat berterima kasih pisan,”pungkasnya. (Nina)
