KARAWANG | ONEDIGINEWS.COM | Ramai menjadi sorotan publik, detik-detik seorang anggota panitia pengawas (Panwas) Kelurahan /Desa Mulyasari terlihat keluar diantara kerumunan ibu-ibu pengajian dari dalam masjid.
Dalam vidio berdurasi 27 detik itu, terdengar suara wanita yang diduga adalah juru kampanye Pasangan Calon 02 Aep-Maslani menyerukan kepada ratusan ibu-ibu didalam Masjid untuk mencoblos nomor urut 02.
” Lanjutkaaaannn….Coblos Nomor 2″,serunya berteriak.
Dan diantara suara kegaduhan pembagian makanan dan bahan kampanye serta suara gemuruh ibu-ibu pengajian yang hendak mengantri. Terlihat di vidio yang menggambarkan suasana bubaran tersebut, Panwas Kelurahan dan Desa (PKD) Mulyasari yang berkerudung abu-abu tua dan berkemeja kotak-kotak berwarna ungu itu keluar dari dalam masjid sambil terlihat asyik menelepon diantara kerumunan ibu-ibu.
Gerak-gerik Panwas Desa Mulyasari ini pun dinilai janggal. Mengapa dirinya berada ditengah-tengah kegiatan pengajian yang diisi kampanye itu berlangsung, dan baru keluar setelah kegiatan ditutup dan ibu-ibu pengajian membubarkan diri?.
Ketua Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) Ciampel , Saepur Rochman ketika dikonfirmasi mengatakan, keberadaan PKD Mulyasari didalam masjid dikarenakan ia adalah seorang kader posyandu yang aktif didalam kegiatan pengajian.
“kegiatan itu adalah kegiatan pengajian bulanan tingkat desa dan kecamatan. Itukan bukan kegiatan kampanye murni. Dan PKD kami memang aktif selalu mengikuti pengajian, jadi kehadirannya didalam masjid adalah untuk pengajian dan tidak sedang bertugas mengawasi sehingga ia tidak memakai atribut Panwas,” kata Saepur Rochman.
Ketika ditanya lebih lanjut, mengapa PKD tersebut tidak langsung keluar Masjid dan mengingatkan kepada panitia pengajian bahwa Masjid adalah menjadi salah satu tempat yang dilarang untuk berkampanye malah keluar setelah acara ditutup atau bubaran?, Ia menerangkan, PKD nya itu tidak mengetahui jika setelah pengajian selesai dilanjutkan ke kegiatan kampanye.
“PKD kami juga kaget kok pengajian diisi kampanye, ia pun berusaha menegur dan menghentikan namun ibu -ibu pengajian itu masih tetap saja melanjutkan. Seperti dalam vidio, PKD itu sebenarnya sedang menelepon kami (Panwas),” jelasnya.
Diketahui, seorang panitia pengawas (panwas) pemilihan baik di tingkat kecamatan maupun desa yang bersentuhan langsung dengan penyelenggaraan dan peserta Pemilihan, seharusnya bisa bekerja profesional, bersikap netral atau tidak memihak kepada salah satu Pasangan Calon.
Tentunya komitmen dan integritas ini harus bisa dipegang teguh Panitia Pengawas (Panwas) dan jika menemukan potensi pelanggaran harus bisa dicegah.
Sebelumnya, Dalam sebuah vidio berdurasi 6 menit yang masuk ke redaksi, terlihat seorang ibu bergamis putih dan berkerudung abu-abu tua (diduga juru kampanye) sedang berdiri mondar-mandir diantara ratusan ibu-ibu yang sedang duduk berjajar sambil dengan penuh semangat yang berapi-api dan percaya dirinya mengkampanyekan Pasangan Calon (Paslon) 02 yang didukungnya.
Dari rekaman vidio tersebut bisa disinyalir ratusan ibu-ibu yang dikumpulkan adalah ibu-ibu pengajian dimana mereka duduk berkumpul didalam sebuah masjid. Karena didalam vidio terlihat jelas mimbar masjid tempat Imam memimpin shalat dengan sebuah podium didalamnya serta lukisan ayat-ayat suci Al-Qur’an menghiasi dinding-dindingnya.
“oleh karena itu ayo kita sama-sama mendukung beliau (Aep Syaepuloh dan Maslani) yang nomor urutnya bagus nomor 02. Ayo kita sama-sama rorojongan didaerahnya masing -masing ajak saudara-saudaranya putra -putrinya di Pesta Pilkada ini mendapatkan pemimpin yang terbaik,” ucap wanita tersebut menutup isi kampanyenya.
Diketahui, lokasi kegiatan bertempat di Masjid Al- Hidayah, Dusun Kaum, Desa Mulyasari, Kecamatan Ciampel, sekitar pukul 09.00 pagi.
Reporter : Nina Melani Paradewi