KARAWANG | ONEDIGINEWS.COM | Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Karawang tahun 2018 lalu meresmikan pembangunan Pasar Rakyat Tirtajaya yang berlokasi di Desa Tambak Sumur, Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Pasar yang menghabiskan anggaran belasan miliar rupiah tersebut, awalnya ramai diminati para pedagang. Semua kios dan lapak pun habis terisi. Namun beberapa bulan kemudian pasar mulai ditinggalkan.
“Dulu nya rame, sebentar. Hanya 8 bulanan lah,” kata Dede, Pengelola Pasar Rakyat Tirtajaya, kepada Onediginews.com, Rabu (30/3/2022).
Dikatakannya, kurangnya minat para pedagang karena mereka harus membayar kontrak kios yang dirasa terlalu mahal. Disamping lokasi pasar yang memang kurang startegis dan tidak ekonomis.
“Ada 240 kios, dengan harga kontrak per tahun itu ada yang Rp. 5 juta per kios, Rp. 3 juta, yang paling depan Rp. 5,3 juta, yang samping Rp. 4 juta lebih dan yang lapak Rp. 1,3 juta itu lapak ikan sama lapak sayuran. Dulu sempet penuh sempet rame. Sekarang sepi karena dikejar-kejar kontrak,” ungkapnya.
“Yah, kendalanya ya itu, mereka keberatan dengan kontrak kios dan mereka ingin digratiskan dulu, sebelum misalnya modal mereka berputarlah,” tandasnya lagi.
Selain itu, lanjut Dede, letak pasar yang dinilai kurang strategis menjadi salah satu faktor sepinya Pasar Rakyat Tirtajaya. Terlebih bangunan pasar yang terlihat mirip dengan tempat futsal atau gelanggang olahraga.
“Karena kalah saing sama pinggir jalan. Mereka jadi balik lagi ke pinggir jalan. Depannya ini juga memang kurang keliatan seperti pasar. Kurang terbuka, malah kata orang keliatan seperti futsal,” ulas Dede gamblang.
Menurut Dede, keluhan- keluhan ini sudah ia sampaikan kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Karawang. Namun belum juga ada tindaklanjut.
“Keluhan para pedagang sudah kami sampaikan ke Kepala Dinas dan Kepala Bidang Pasar. Tapi belum ada kepastian,” imbuhnya.
“Harapannya supaya pasar terisi lagi dan rame. Kontrak ditiadakan dulu sampai pedagang bisa berjalan,” pungkasnya. (Nina)