KARAWANG | ONEDIGINEWS.COM | Petugas Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Kecamatan Jatisari, Kabupaten Karawang diduga mengarahkan e-Warong Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) untuk mengumpulkan kartu keluarga sejahtera (KKS) milik Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dan menggeseknya.
Dengan dalih, agar agen e-Warong tidak kerepotan dalam menyalurkan BPNT Sembako kepada KPM. Bahkan dari informasi yang didapat dilapangan, KKS BPNT ini diduga sudah digesek satu bulan sebelumnya.
“Bulan- bulan sekarang rada paciweuh jeng nu anyar. Jadi kamari teh, usulan ti TKSK, sok kumpulkan heula kartu, meh teu pabeilit. Ayeuna dua bulan, dua bulan pan. November jeng Desember. Januari jeng Februari,” kata salah satu e-Warong yang ada di Kecamatan Jatisari, kepada Onediginews.com, Jumat (15/1/2022).
“Sok kumpulkeun helan kartu. Transaski weh helan (gesek), terus transferkeun ka supllier. Tah ayeuna barang geus turun yeuch tinggal bagikeun ka KPM,” ujarnya lagi dengan bahasa sundanya yang khas.
Ketika ditemui, nampak e-Warong ini sedang sibuk mengantar- ngantarkan beras untuk KPM. Ia mengaku ada 87 KPM yang saat ini sudah disalurkan sembakonya.
” Ada yang diambil, ada yang diantar sama orang desanya, KPM yang aktif 87Â dan yang baru 29 KPM,” jelasnya lagi.
Terpisah, TKSK Jatisari, Dedi membantah dirinya menginstruksikan kepada agen e- Warong untuk mengumpulkan KKS BPNT Sembako milik KPM dan menggeseknya.
“Engga percis seperti itu, Karena pengumpulan kartu itu gak ada, dan gak boleh,” kata Dedi.
“Saya tidak diharuskan untuk dikumpulkan, hanya saja agar KPM tidak bolak – balik mengecek saldo,” jelasnya lagi.
Lebih lanjut, Ia menjelaskan, Secara aturan KPM itu harus datang sendiri ke agen e- Warong, menggesek KKS milik-nya lalu membawa pulang bantuan sembako yang menjadi haknya.
“KPM harus datang sendiri ke e- Warong. Kalau supllier juga harus turun barang dulu baru setor,” ujarnya lagi.
“Jadi ga ada kartu itu harus dikumpulkan yang harus disetorkan, ga ada. setelah beres, barangnya baru turun, supplier ini baru dibayar. Gak ada setor dulu ke supplier baru turun barang gak boleh itu,” imbuhnya lagi. (Nina)