KARAWANG | ONEDIGINEWS.COM | Puluhan korban dugaan investasi bodong melaporkan dugaan penipuan tersebut ke Polres Karawang.
Ristia Qur’ani Putri, saksi korban yang mendampingi pelapor atas nama Wulan Damayanti, mengungkapkan laporan dirinya beserta puluhan rekannya yang lain yang diduga menjadi korban penipuan SAP, warga Desa Pancawati, Kecamatan Klari, telah diterima polisi pada tanggal 29 Maret 2022 lalu.
Kepada Onediginews.com, Ristia, menuturkan secara rinci kronologis awal mula dirinya dan rekan-rekannya yang lain yang diduga juga terjebak dalam investasi bodong tersebut.
“SAP ini kakak kelas saya, dia mengajak investasi uang. Dengan iming – iming Rp.1 juta dapat Rp. 150 ribu, dimana semakin banyak menyimpan uang kepada SAP,Ā kita dapat lebih banyak lagi,” ujarnya.
Dituturkan Ristia lebih lanjut, SAP mengatakan uang yang diinvestasikannya itu untuk kedai Cece yang berlokasi di Kosambi. Uang investasi itu juga dipinjam – pinjamkan lagi kepada orang lain.
“aku ikutan dari bulan Oktober 2021 lalu, awalnya ngasih Rp. 5 juta, emang bener, pertama dapet pencairan Rp. 750 ribu. Lalu aku nambah lagi Desember 2021, Rp. 5 juta dan dapat pencairan 4 kali dengan nominal Rp. 1,5 juta perbulan. Tapi dibulan Maret ini macet,”papar Ristia.
“Aku tertarik karena banyak orang yang mendapatkan keuntungan. Dan investasi ini dimulai dari Juli 2021,”katanya lagi.
Ia mengungkapkan, saat ini sudah banyak korban dugaan penipuan investasi bodong tersebut. Ada sekitar 40 orang lebih, dengan kisaran uang investasi antara Rp. 3 juta-an sampai Rp. 300 juta-an.
“Kita sudah lapor kepada pihak kepolisian, 29 Maret lalu. Dengan pelapor atas nama Wulan Damayanti, warga CKM, yang telah menginvestasikan uangnya sebesar Rp. 230 juta,” ungkapnya.
Sementara itu dihubungi lewat telepon, Wulan Damayanti membenarkan dirinya mewakili rekan – rekannya yang lain sesama korban dugaan investasi bodong ke bagian Reskrim Polres Karawang.
“Betul saya laporkan ke bagian Reskrim Polres Karawang. Saat ini masih sedang menunggu surat dari penyidik, dan belum ada pemanggilan saksi – saksi, baru saya saja yang dimintai keterangan,” ungkap Wulan.
Terpisah, SAP sendiri ketika onediginews.com mencoba mengkonfirmasi kebenaran permasalahan dugaan investasi bodong ini ke kediaman orang tuanya, sedang tidak ada ditempat.
Namun melalui sambungan telepon, onediginews.com pun mendapatkan keterangan dari sang ayah.
Aris ayah SAP membantah jika anaknya terlibat dalam dugaan investasi bodong.
Menurut Aris, anaknya, SAP, awalnya punya usaha meminjamkan uang. Dimana kemudian teman – temannya ini ikut berinvestasi kepada SAP. Dengan beragam nominal dan sudah berjalan selama setahun.
Akan tetapi didalam perjalanannya ada member atau anggota SAP yang meminjam uang dengan jumlah fantastis mengalami kemacetan. Sehingga investasi yang tadinya berjalan lancar pun menjadi tersendat.
“Dan sekarang saya juga lagi urus, untuk uang yang macetnya itu. Dan untuk rekan – rekannya juga saya bantu cicilin,” jelasnya.
Aris juga menyayangkan, mengapa kejadian ini langsung ramai saja dimedia. Yang ia nilai hal tersebut telah mencemarkan nama baik anak dan keluarganya.
“Mereka kok pake posting segala macem dimedia sosial, ya, saya juga akan buka laporan melalui pengacara saya, karena bawa – bawa keluarga yang sebetulnya kita tidak tahu permasalahan ini,” sesalnya.
“Investasi anak saya ini uangnya kan dipinjam -pinjamkan lagi ke orang, awalnya semuanya berjalan lancar dalam setahun itu. Bahkan mereka sudah merasakan keuntungannya, saya ada kok, transaksi riwayatnya. Bahkan ada yang investasi Rp. 50 juta sudah dapat Rp. 300 juta,” jelas Aris.
Menanggapi pelaporan yang dilayangkan rekan – rekan SAP ke pihak kepolisian, Aris menegaskan, akan membuktikan bahwa anaknya tidak bersalah.
“Ya, kita buktikan saja. Karena memang mereka itu ada transaksinya, dan bukan seperti yang digaungkan sekarang bahwa ini investasi bodong, atau penipuan atau penggelapan,” tandas Aris.
“Kami dari pihak keluarga itu sebetulnya ingin menjembatanin, ingin urus. Dan itu gak fiktif, ada orangnya. Kita masih ada upaya baik. Karena ini macet bukan di SAP dan mereka tahu macetnya dipeminjam lain,” terangnya lagi. (Nina)