KARAWANG | ONEDIGINEWS.COM | Pupuk Kujang Cikampek menandatangani kerjasama pemenuhan tenaga listrik yang bersumber dari pembangkit energi baru terbarukan (EBT). Melalui kerjasama dengan PLN UP3 Karawang ini, Pupuk Kujang membeli 1800 unit Renewable Energy Certificate (REC) per bulan, atau setara dengan 1800 megawatt-hours (MWh) per bulan.
“Kerjasama ini terjadi karena Pupuk Kujang berkomitmen menggunakan sumber energi listrik yang ramah lingkungan,” kata Robert Sarjaka, Direktur Operasi dan Produksi Pupuk Kujang, usai penandatanganan kerjasama di kantor PLN UP3 Karawang, Kamis (14/7/2022).
Robert menuturkan, dalam menjalankan operasinya, Pupuk Kujang terus berkomitmen mendukung program industri bersih yang konsisten dianjurkan pemerintah. Kontrak pembelian listrik ramah lingkungan ini, ujar Robert merupakan bukti nyata kolaborasi sekaligus transisi menuju energi terbarukan.
“Kolaborasi ini bisa kita terus jalin karena bermanfaat bagi kedua belah pihak. Sesama BUMN, kami selalu patuh dan taat dengan aturan pemerintah termasuk dalam hal industri bersih ini,” ungkap Robert.
Renewable Energy Certificate (REC) merupakan listrik yang bersumber dari energi yang dapat diperbarui dan rendah emisi. Dengan menggunakan listrik ramah lingkungan ini, Pupuk Kujang berpeluang mendapat layanan sertifikasi energi baru terbarukan (EBT).
Dengan mendapat sertifikat tersebut, Pupuk Kujang terbukti berbartisipasi dalam menjaga ketahanan lingkungan di tengah perubahan iklim dan pemanasan global.
“Dengan kontrak pembelian REC ini, Pupuk Kujang berharap bisa berkontribusi mempercepat pencapaian target pembauran energi baru terbarukan,” ujar Robert
“Pupuk Kujang terus berupaya mengurangi emisi karbon dalam setiap produksinya. Upaya mengurangi emisi terus dilakukan perusahaan,” Robert menambahkan. (hl/KP)
Listrik EBT adalah listrik yang dihasilkan dari air, panas bumi, bioenergi, hibrid, angin dan surya. Saat ini, pemerintah sedang berupaya menurunkan emisi karbon untuk menjaga lingkungan. Pemerintah menargetkan net zero emission tahun 2060 nanti, atau tak ada karbon yang dihasilkan di Indonesia.
Sebagai salahsatu anggota G20, Indonesia memperkuat komitmen menjadi negara ramah lingkungan, alhasil hijrah kelistrikan menuju EBT terus dilakukan secara bertahap. (Red.)