Friday, November 22, 2024
HomeBerita ViralTeganya !, Oknum Sekolah Diduga Pangkas Langsung Beasiswa Kacer

Teganya !, Oknum Sekolah Diduga Pangkas Langsung Beasiswa Kacer

KARAWANG | ONEDIGINEWS.COM | Program Karawang Cerdas digulirkan Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang bukan tanpa maksud dan tujuan.

Selain menjalankan amanat Undang Undang 1945 dimana Negara berkewajiban untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, Program Beasiswa yang digelontorkan Pemkab Karawang hingga puluhan miliaran rupiah iniĀ  juga dilatarbelakangi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat betapa pentingnya pendidikan dalam memajukan suatu daerah dan mencerdaskan anak- anak di Kabupaten Karawang, Sehingga dapat bersaing di dunia pendidikan maupun dunia usaha.

Akan tetapi, dalam perjalanannya, Program Beasiswa yang dicanangkan Pemkab Karawang sejak tahun 2018 lalu itu, bukan tanpa permasalahan.

Sebagaimana yang terjadi dalam pembagian Program Beasiswa Karawang Cerdas tahun 2021 ini. Dimana diduga salah satu oknum sekolah berani memangkas uang beasiswa milik siswanya, dengan alasan siswa- siswi disekolah tersebut masih memiliki tunggakan.

Pertanyaannya kemudian, aturan atau regulasi mana yang dipakai pihak sekolah, sehingga berani memangkas uang beasiswa milik siswanya. Dan bukankah program beasiswa Karawang Cerdas ini menggandeng Bank jabar Banten (BJB) dalam pencairannya, dimana uang yang diberikan langsung ditransfer ke rekening masing- masing mahasiswa juga siswa penerima beasiswa tersebut.

Ataukah khusus untuk penerima beasiswa kategori SMA maupun SMK Sederajat, beasiswa ini diberikan secara tunai oleh panitia Program Beasiswa Karawang Cerdas (Kacer).

Hal – hal tersebut diataslah yang menjadi pertanyaan aktivis perempuan Kabupaten Karawang, Dwi Wulan.

Kepada Onediginews.com, Wulan mengaku heran ,bagaimana pihak sekolah diduga bisa melakukan pemotongan seperti itu. Dasar hukum atau regulasinya apa ? Bukankah beasiswa ini melalui Bank BJB.

“Kebetulan itu terjadi kepada anak saudara saya, yang bersekolah disalah satu sekolah swasta di Kabupaten Karawang, dan menerima beasiswa Kacer,” ungkapnya.

“Selain dari anak saudara saya, ada juga pengaduan dari bawah, bahwa uang beasiswa Kacer ini diduga dipotong oleh sekolah langsung tanpa sebelumnya diberikan terlebih dahulu kepada siswa penerima. Ada yang kebagian atau sisa hanya Rp. 50 ribu, ada yang dari nilai beasiswa ini Rp. 1 juta hanya kebagian Rp. 350 ribu,” kata Wulan memaparkan.

Hal ini tentunya, lanjut Wulan, sungguh sangat disesalkan. Dimana sekolah berani langsung memotong hutang siswa tanpa terlebih dahulu memberikan apa yang menjadi haknya.

“Seharusnya uang tersebut diterima terlebih dahulu oleh siswa dengan didampingi orang tuanya. Ini malah langsung dipotong, bahkan sampai ke iuran osis pun dipotong, logikanya, sekolah sudah lama sekolah daring karena Covid -19, kok masih iuran osis Rp.100 ribu dibebankan kepada siswa dan dipotong, sekolah saja engga,” tegasnya lagi.

Memang kata Wulan lagi, sebelumnya pihak sekolah memberitahukan kepada siswa bahwa beasiswa yang mereka terima akan ada pemotongan langsung.

” pada hari Senin, sambil membawa berkas mereka diberitahu, bahkan bahasanya, “nanti jangan kaget ya, kalau ada yang ga nerima sama sekali”. Kan aneh,” ujar Wulan mengaku miris.

Yang lebih membingungkan lagi, Wulan mengungkapkan, bukankah Pemkab Karawang dalam Program Beasiswa Karawang Cerdas ini menggandeng Bank BJB dalam pencairannya. Lalu bagaimana bisa oknum sekolah ini memotong langsung uang siswa.

“Nah yang mengherankan lagi, pemotongan beasiswa ini apakah melalui bank atau bagaimana. ini yang kita pertanyakan ?, Lalu apakah beasisiwa ini diberikan melalui bank seperti tahun – tahun sebelumnya, atau secara tunai. Kita tidak tahu karena siswa justru malah diminta membawa berkas penutupan rekening,” imbuhnya lagi

“Mengapa anak-anakĀ  penerima beasiswa diminta membawa surat penutupan rekening Bank BJB, Bukankah Kacer ini bekerja sama dengan bank BJB. Ini sesuatu hal yang tidak biasa, dan patut dipertanyakan ada apa ? Lalu kenapa harus di SMKN 1 Karawang pembagian beasiswa Kacer ini, bukankah uang ditransfer melalui bank. Dan anak yang disuruh hadir dan tidak boleh membawa orang tua ini lebih aneh lagi,” sesalnya.

“Lalu pemotongan ini apakah kebijakan Dinas Pendidikan atau sekolah ?,” pungkasnya. (Nina)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments