Karawang, Onediginews.com – Ibarat kuda yang diberikan beban berat agar tidak seperti kuda liar lainnya itulah peribasa yang disampaikan Ustad Isep Ahmad Saeful huda pengasuh pondok pesantren Al-Hasan.
Berbagai cara dilakukan dalam mendidik sebuah anak khusunya para santri yang mondok di pesantren al hasan. Pondok yang memiki santri sebanyak 150 santri terus diberikan beban tugas pengajian seperti rosullah yang tak pernah hentinya untuk beribadah. Sehingga anak yang tengah dididik tidak akan pernah mengenal pergaulan bebas serta lingkungan yang tidak baik untuk hidupnya.
“Kalau anak diberikan kebebasan tanpa diberikan beban tugas yang banyak dia akan liar, ibarat kuda yang diberikan beban banyak dia tidak akan liar,” ucapnya.
Kegiatan para santri di pondok pesantren di bulan ramadhan tidak berbeda jauh dengan hari biasanya. Mulai dari waktu subuh hingga malam mereka disibukan dengan pengajian. Sehingga tidak ada waktu luang bagi mereka untuk mengendal dunia media sosial (Medsos) serta pergaulan yang tidak baik baginya.
“Subuh ngaji dzuhur ngaji ashar ngaji isya ngaji sampai jam 11 malam, magrib biasanya ngaji karena dimanfaatkan untuk buka puasa jadi mengajinya malam,” terangnya.
Dengan memperbanyak pengajian di setiap waktunya untuk ibadah ternyata bukan hanya sekedar memanfaatkan waktu luang saja. Namun sejak dulu sudah menjadi program pondok pesantren yang menerapkan wan sub wan jus (satu subuh satu juz) membaca alquran setiap harinya.
“Mulai dari anak santri yang masih sekolah sd sampai aliyah semuaya diwajibkan untuk ikut pengajian bersama,” jelasnya.
Jika menjelang dzuhur para santri juga diberikan pengajian yang berbeda dalam setiap waktunya. Tafsir yasin itulah pengajian yang rutin dilakuka setiap siang usai melaksanakan solat dzuhur bersama.
“Subuh wan sub wan jus duzhur tafsir yasir dan pengajian berbeda di setiap waktunya,” ucapnya.
Dirinya meyakini jika dengan memberikan tugas yang banyak kepada para santri dengan pengajian mereka akan terhindar dari segala perbuatan yang tidak diinginkan. Melihat jaman saat ini banyak pergaulan remaja yang sudah dibutakan oleh teknologi maupun medsos. Hal tersebut tidak menutup kemungkinan karena minimnya pengawasan orangtua serta kebebasan bagi setiap anak dalam menjalani hidupnya. Akibatnya kemajuan teknologi yang seharusnya memberikan manfaat malah disalahgunakan oleh setiap orang maupun anak.
“Mengaji mengaji dan terus mengaji sibukan setiap waktu anak dengan berbagai macam kegiatan yang positif insya Allah akan lebih baik untuk kehidupannya ke depan,” tuturnya.
Salah satu santri Ahmad Rifai (16) menyampaikan alangkah baiknya memanfaatkan bulan suci ramadhan dengan berlomba memperbanyak amalan kebaikan. Sebab, bulan ramadhan bagi dia merupakan bulan yang penuh berkah dan suci.
“Banyakin mengaji dan menjalankan apa yang diperintahkannya serta menjauhi semua larangnya,” pungkasnya. (yna)