KARAWANG | ONEDIGINEWS.COM | Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Karawang menjadi sorotan setelah mengucurkan dana Rp 100 juta dari APBD 2025 untuk pengkajian profil website “sikangprabu” menjadi “pesonakarawang.” Anggaran fantastis ini memicu kecurigaan di kalangan masyarakat dan penggiat anti-korupsi, yang menilai biaya tersebut tidak sepadan.
Kepala Disparbud Karawang, Abas, menjelaskan bahwa re-branding website ini bertujuan meningkatkan promosi pariwisata daerah dengan penambahan fitur baru.
Namun, penjelasan yang berbeda muncul dari berbagai pihak, menimbulkan kebingungan dan pertanyaan.
Abas mengklaim anggaran Rp 100 juta dialokasikan untuk pengembangan fitur-fitur baru di website Pesona Karawang, termasuk pembayaran jasa konsultan.
“Anggaran tersebut tidak hanya untuk pengkajian profil website, tetapi juga untuk penambahan fitur yang belum ada di Sikangprabu,” jelasnya, Kamis (14/8/2025).
Namun, Kepala Bidang Promosi, Bogy, memberikan keterangan yang berbeda. Ia menyebutkan bahwa anggaran tersebut digunakan untuk pembuatan database awal sebelum berita kepariwisataan dan budaya diunggah ke website Pesona Karawang. “Pembuatannnya sudah mencapai 80 persen. Dan Insya Allah Kamis depan selesai,” kata Bogy beberapa waktu lalu.
Ironisnya, seorang staf yang ditunjuk Bogy sebagai tim pengembangan aplikasi justru menyatakan bahwa pengembangan aplikasi Pesona Karawang dilakukan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo).
“Kalau anggaran 100 juta itu, adalah anggaran untuk membuat fitur-fiturnya saja. Servernya di Diskominfo,” ungkapnya.
Terpisah, Kepala Bagian Teknologi Informasi dan Komunikasi Diskominfo Kabupaten Karawang, Aris, menegaskan bahwa penyimpanan pusat data semua aplikasi OPD disimpan di pusat data Kabupaten Karawang yang dikelola oleh Diskominfo.
“Pesona Karawang ini dikerjakan oleh tim programmer kita. Dan OPD tidak dikenakan biaya, cukup surat permohonan nanti kita yang mengembangkan,” jelas Aris, Selasa (7/10/2025).
Aris menambahkan bahwa re-branding dari “Gokar Sikang Prabu” menjadi “Pesona Karawang” dikerjakan oleh tim Diskominfo tanpa biaya tambahan.
“Pesona Karawang itu memang ingin tampilan depannya disesuaikan ada penyempurnaan tapi tampilan belakangnya masih sama. Dan gratis tidak ada biaya,” tegasnya.
Kontradiksi antara pernyataan pejabat Disparbud dan Diskominfo menimbulkan tanda tanya besar. Apakah anggaran Rp 100 juta tersebut benar-benar diperlukan? Mengapa ada perbedaan keterangan mengenai penggunaan anggaran dan pihak yang mengerjakan proyek ini?.
Reporter : Nina Melani Paradewi