KARAWANG | ONEDIGINEWS.COM | Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Usaha Perikanan Kelautan Dusun Kalen Kalong, Desa Sumberjaya, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Karawang, melayangkan protes keras. Mereka mengaku kecewa berat setelah beberapa titik lahan mangrove diduga dibabat habis oleh pengelola wisata tanpa adanya koordinasi dengan pihaknya.
Lahan mangrove, yang seharusnya menjadi benteng pelindung ekosistem pesisir dari abrasi dan habitat penting bagi biota laut, kini rata dengan tanah demi kepentingan pengembangan wisata. Karmadi, Ketua Pokmaswas Cipta Sagara, mengungkapkan.
“Kami sangat kecewa. Mangrove yang membentang dari pesisir Desa Sumberjaya, Tanjungjaya, disinyalir dibabat begitu saja tanpa izin,” ujar Karmadi pada Rabu (8/10/2025).
Ia menegaskan bahwa pihaknya tidak menentang pembangunan wisata di wilayah pesisir. Namun, Karmadi menekankan pentingnya penggunaan material yang ramah lingkungan dan perlunya menjaga kelestarian ekosistem.
“Jangan sampai ada kerusakan di laut dan pesisir. Lingkungan harus tetap terjaga. Saya hanya meminta untuk tidak merusak ekosistem yang ada, termasuk pohon-pohon. Dan yang terpenting, harus ada izin dari masyarakat lokal,” tambahnya.
Hal ini dikhawatirkan dapat mengganggu keseimbangan ekosistem laut dan menambah kerusakan.
“Dari bahan material pembangunan wisata tersebut juga diduga ada pelanggaran. Di mana bahan trek mangrovenya itu pakai pohon api-api, dan termasuk izin lingkungannya juga belum jelas,” ungkap Karmadi.
“Akibatnya nanti akan ada kekhawatiran abrasi jika terjadi rob besar, padahal akar-akar mangrove itu berfungsi menguatkan lumpur di pesisir. Jika ekosistem tidak terlindungi, tangkapan nelayan bisa makin jauh,” paparnya, menyoroti dampak serius terhadap lingkungan dan mata pencarian nelayan.
Selain masalah lingkungan, Pokmaswas juga menyoroti transparansi pengelolaan wisata. Awalnya, pengelola mengklaim bahwa Wisata Mangrove Bongas dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa Sumberjaya. Namun setelah ada sosialisasi berganti jadi perorangan.
Wisata Mangrove Bongas saat ini mengenakan tarif masuk sebesar Rp5.000 per orang. Namun, hingga kini belum jelas apakah ada kontribusi dari hasil penjualan tiket tersebut kepada Pendapatan Asli Desa (PADes) Sumberjaya, serta retribusi kepada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.
“Kalau untuk PADes, kami tidak tahu ya, karena wisata mangrove Bongas baru berjalan satu bulan lebih. Tapi kalau ke Pokmaswas, pengelola menjanjikan 15 persen, namun masih saya pertimbangkan karena takut ada masalah di kemudian hari,” pungkas Karmadi, menunjukkan keraguannya terhadap janji tersebut.
Reporter : Nina Melani Paradewi7