KARAWANG | ONEDIGINEWS.COM | Sebuah video amatir yang diambil oleh sejumlah pensiunan Aparatur Sipil Negara (ASN) pada Senin (1/12/25), yang berlokasi di Galery Nyi Welas Asih Pemda Karawang, usai kegiatan sosialisasi pembagian uang pensiunan KORPRI, memperlihatkan ketegangan antara Ridwan Salam dengan kelompok Purnabakti (pensiunan) menjadi viral di kalangan terbatas.
Dalam video tersebut, tampak Jaka, mendatangi Ridwan Salam dan menanyakan apakah benar Ridwan Salam mengatakan jika pensiunan itu “goblok” semua.
Tampak dalam vidio, Ridwan Salam terlibat adu mulut sengit dengan Jaka yang merupakan seorang pensiunan kepala sekolah itu, yang disaksikan dan kemudian dilerai oleh Asep Hazar.
Berdasarkan penelusuran fakta dari rekaman, onediginews.com pun mengklarifikasi Jaka selaku saksi di lokasi. Diduga insiden ini dipicu oleh dua masalah utama, dugaan penghinaan verbal dan sengketa pemotongan dana pensiun.
Dikonfirmasi melalui saluran teleponnya, Menurut Jaka, kericuhan bermula dari insiden antara Ridwan Salam dengan seorang pensiunan bernama Kusmawan.
“Saya juga gak tahu Ridwan Salam menyebutkan ” garoblok”-nya mah, hanya saja ada perdebatan dengan Kusmawan dan ucapan Ridwan Salam ini didengar juga oleh purnabakti (pensiunan) lain yang berada disitu,” kata Jaka mengawali.
Ridwan diduga menghalang-halangi Kusmawan yang sedang “marah-marah ” mengungkapkan kekesalannya. Sehingga terjadi perdebatan.
“Ridwan bilang “berikut uang saya juga”, akhirnya ramai menjadi debat. Ridwan-nya kemudian balik lagi Kusmawannya juga maju, hampir mau ributlah gitu,” urainya lebih lanjut.
Entah bagaimana mulainya, Jaka menuturkan, Ridwan Salam diduga melontarkan kata-kata kasar yang memicu amarah massa.
“Dalam perjalanan, katanya Ridwan Salam itu ngomong gini, ‘Garoblok (bodoh-bodoh) semua orang Purnabakti’. Teman-teman purnabakti ada yang dengar itu, bilang sama aku, akhirnya jadi ribut ketika aku konfrontir kepada Ridwan Salam,” ungkap Jaka dalam keterangannya.
Meski Ridwan Salam dalam video terdengar membantah dan meminta bukti atas tuduhan tersebut dengan mengatakan “Siapa yang bilang? Ada buktinya Pak?”, Jaka menegaskan bahwa reaksi massa tidak akan meledak jika memang tidak ada ucapan Ridwan Salam yang memancing emosi.
“Ya, sebenarnya kalau tidak ada ucapan gitu, pasti selesai, gak akan makin ramai. Logikanya begitu, mana ada maling yang ngaku,” ucapnya.
Di luar dugaan penghinaan verbal, inti kemarahan para pensiunan adalah keputusan sepihak mengenai dana pensiunan mereka.
Jaka menjelaskan bahwa para pensiunan menolak nominal Rp 7 juta yang ditawarkan saat ini.
Mereka menuntut Rp 14 juta sesuai preseden sebelumnya dan perhitungan tabungan potongan gaji mereka selama puluhan tahun bekerja.
“Teman-teman menolak kalau dikasih 7 juta. Dasarnya, yang kemarin itu Rp. 14 juta. Kenapa sekarang turun? Itu uang potongan gaji kami tiap bulan, hak kami, bukan sekadar uang kadeudeuh dari Bupati,” tegas Jaka.
“Kalau kemudian dikatakan ada iuran wajib Purnabakti yang “bolong-bolong”, ya tidak mungkin. Kan iuran itu dipotong langsung oleh BJB,” sesalnya.
Di lokasi kejadian, Asep Hazar tampak berupaya keras melerai kedua belah pihak agar tidak terjadi kontak fisik, meskipun situasi sudah sangat memanas.
Jaka mengakui bahwa posisi Asep Hazar dan dirinya sebenarnya berusaha menengahi, namun emosi para pensiunan sudah tidak terbendung akibat akumulasi kekecewaan terhadap aturan dana dan ucapan yang dianggap menghina tersebut.
Sementara itu, Kepala Bappeda Kabupaten Karawang Ridwan Salam membantah tudingan tersebut.
“Ga lah.. ga ada itu..(tidak benar). Hehe.. ga ada buktinya,” singkat Ridwan menjelaskan.
Reporter : Na





