spot_img
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

POS TERKAiT

Anggota DPRD Karawang Palangi Pintu Pabrik PT MB Dituding Arogan dan Premanisme, Jitang Buka Suara : Kami Perjuangkan Warga Untuk Kerja!!

KARAWANG | ONEDIGINEWS.COM | Aksi dramatis terjadi di Dusun Gintungkolot, Desa Gintungkerta, Kecamatan Klari, Karawang, Jawa Barat, saat akses masuk menuju PT Multisana Bahtermandiri (MB) dilaporkan terhalang total oleh sebuah kendaraan.

Yang mengejutkan, mobil yang memblokir akses perusahaan tersebut diduga kuat milik Anggota DPRD Kabupaten Karawang dari Fraksi PKS, Tatang, atau yang dikenal akrab sebagai Jitang.

Aksi penutupan ini segera menjadi sorotan tajam di media sosial. Akun “Karawang Update” memviralkan insiden tersebut, menunjukkan mobil gelap milik sang legislator yang terparkir persis di depan gerbang, secara sengaja menghambat keluar masuk kendaraan industri. Tindakan ini dinilai telah mengganggu investasi dan aktivitas gudang perusahaan.

“Anggota Dewan Arogan”: Adu Mulut Terekam Kamera

Ketegangan memuncak ketika Jitang terlihat bersitegang dan adu mulut dengan seorang pria dalam video lain yang diunggah di akun yang sama. “Karawang Update” menyematkan caption keras: “Mentang-mentang anggota DPRD Karawang h. Tatang begitu arogan dan premanisme.”

Video tersebut memicu perdebatan sengit tentang etika pejabat publik.

Gambar yang menyertai laporan menunjukkan jelas sebuah mobil terparkir di jalur akses gudang/pabrik, dengan latar belakang kontainer dan bangunan industri yang terhenti aktivitasnya.

Dikonfirmasi oleh onediginews.com terkait video viral tersebut, Wakil Ketua III DPRD Karawang ini tidak menampik insiden pemalangan tersebut, namun ia membantah keras tudingan arogan dan premanisme.

Jitang mengklaim aksinya adalah puncak kekesalan dirinya dalam memperjuangkan hak warga setempat.

“Saya tidak arogan,” tegas Jitang.

“Pabrik itu persis di depan rumah saya. Jadi, ajak dong warga yang pro saya kerja di sana, jangan hanya “orangnya” kepala desa,”

Ia menjelaskan, masalah bermula pada 2024 saat ada rekrutmen tenaga keamanan (security) oleh vendor PISS.

Perekrutan saat itu dilakukan melalui Kepala Desa Gintungkereta, sosok yang diakuinya kerap bergesekan dengannya sejak pemilihan Kades periode sebelumnya.

Menurut Jitang, tim yang pro kepada Kepala Desa saat itu justru mendapatkan pekerjaan, sementara warga yang pro kepadanya bahkan tidak dipertimbangkan.

Jitang melanjutkan, setelah protes keras dari pihaknya, vendor sempat berunding dan berjanji akan mengakomodir warga yang diajukan.

“Tapi, setelah sebulan lancar komunikasi, tiba-tiba vendor perusahaan ini tidak lagi bisa dihubungi. Terputuslah hubungan,” ungkapnya.

Kekesalannya memuncak dua minggu terakhir ketika ia mendapati mobil-mobil kontainer perusahaan parkir berjejer di bahu jalan umum setiap malam, mengganggu keselamatan dan kenyamanan warga.

“Saya tegur vendor itu. Mereka beralasan takut hilang. Lalu saya minta perusahaan ganti vendor,” kata Jitang.

“Saat itu si pemilik vendor memohon agar tidak diganti, lalu saya tagih kembali janji soal perekrutan warga saat itu. Tapi mereka tetap tidak mengindahkan,” ulasnya.

Karena merasa diabaikan, Jitang mengakui dirinya kesal dan memarkirkan mobilnya di depan gerbang perusahaan. Saat perundingan kembali dilakukan, mobil sudah dipindahkan ke halaman rumahnya.

“Perundingan berjalan deadlock karena mereka hanya bilang mau diusahakan tanpa kepastian. Saat itu saya memang sempat terpancing emosi, lalu kemudian berdebat dengan pihak perusahaan dan vendor,” tuturnya.

Jitang terang-terangan menuduh video yang memviralkan dirinya adalah upaya penjegalan.

“Saya terpancing karena warga bernama Joko ini berteriak-teriak meminta saya menunjukkan sertifikat lahan pribadi saya saat saya bilang mobil diparkir di lahan milik saya. Video itu dibuat memang seolah untuk menjatuhkan saya,” tutup Jitang, bersikeras dan menegaskan bahwa intinya ia hanya berjuang untuk masyarakat.

Reporter : Nina Melani Paradewi

Popular Articles