Tusukan Sate Dan Batang Stic Es Cream Bisa Indah Menjadi Hiasan Di Tangan Ibu Asal Subang Ini
Subang, Ondigunews.com,Bermodalkan tusukan sate dan stik es krim, seorang ibu paruh baya di Subang mengkreasikannya menjadi kerajinan tangan yang menarik. Dia bisa menghasilkan miniatur rumah, vila, hingga masjid.
Dia adalah R Pangesti Artirama (60). Berawal untuk mengusir kantuk dan kejenuhan saat mengurus orang tuanya yang sakit, Pangesti setiap malam mencoba-coba terlebih dahulu mengkreasikan imajinasinya dengan menggunakan bahan kardus yang dibuat menjadi celengan.
“Itu berawal saat 10 tahun lalu saat orang tua (ayah) sakit. Dan saya mesti jaga malam, jadi ini sebagai cara mengusir kantuk,” kata dia di kediamannya Gang Cendrawasih, RT 8/2, Kelurahan Soklat, Kecamatan Subang, beberapa waktu lalu.
Sesudah berhasil menggunakan bahan dari kardus, Pangesti pun selanjutnya mencoba bahan dari tusuk sate juga stik es krim secara autodidak dengan melihat tutorial di YouTube.
Dalam sehari, kata dia, tak menentu dapat menghasilkan berapa kerajinan dari tusuk sate dan batang stik es krim ini lantaran dia tak fokus pada itu saja. Saat ini dia mesti mengurus ibunya yang saat ini memang sudah Lansia dan Sering Sakit Sakitan.
“Jika fokus dalam satu hari ya bisa selesai tiga hari atau kurang dari seminggu, Tapi, kalau tidak fokus bisa sampai lebih dari seminggu untuk satu kerajinan,” ujarnya.
Dari Bahan tusuk sate dan Batang stik es krim ini, Pangesti mengubah miniatur rumah yang memang difungsikan sebagai celengan bagi anak-anak untuk tertarik menabung.
“Ya, saya bikin celengan berbentuk rumah agar anak-anak SD bisa berminat menabung. Kalau celengan umum kan sudah biasa,” katanya.
Pangesti mengaku dia tak mengomersilkan hasil kerajinannya, Tetapi ketika memang ada yang ingin membelinya dia mengizinkan.
“Pada awalnya Pangesti enggak Berniat untuk dijualbelikan karena hanya untuk isi waktu kosong ditambah saya juga tak percaya diri,” ujarnya.
Akan tetapi, Pangesti menyebut jika memang ada yang Mau atau berminat Kerajinannya, dia mematok harga mulai Rp 200 ribu sampai Rp 1 juta tergantung ukurannya.
Saat ini, Pangesti pun mengaku masih terkendala dari segi peralatan yang memang masih dilakukan secara Sederhana dan manual, seperti tak adanya alat untuk melengkungkan stik es krim.
“Sederhana dan manual alat-alatnya Ialah lem kayu atau power glue, gunting, dan Alat Potong Pisau cutter. Sebenarnya sudah banyak hasil kerajinan yang saya buat, tapi banyak yang sudah dibakar karena enggak ada tempat penyimpanannya,” kata anak keempat dari tuju bersaudara ini. (Ekaps)