KARAWANG | ONEDIGINEWS.COM | Pemerintah Desa Cimahi, Kecamatan Klari, Karawang, Jawa Barat, mengambil tindakan tegas terkait keluhan SMKN 1 Klari terhadap keberadaan pipa-pipa besar milik PT. Wahana Indah Gemaca (WIG) yang menutup saluran air sekolah.
Kepala Desa Cimahi, Asep, menyatakan pihaknya telah menyampaikan teguran keras kepada perusahaan pergudangan tersebut.
“Kami sudah menyurati dan berkomunikasi. Kepala Gudang berjanji akan menyampaikan keluhan ini kepada manajemen di Jakarta,” ujar Asep, Selasa (7/10/2025).
Pemdes Cimahi memberikan dua opsi solusi kepada PT. WIG, yaitu memindahkan pipa-pipa tersebut ke dalam areal perusahaan atau menaikkan posisi pipa paling bawah agar tidak lagi menghalangi saluran air sekolah.
Asep memberikan waktu satu bulan kepada perusahaan untuk melaksanakan salah satu opsi tersebut.
“Jika tidak diindahkan, kami akan terus berkirim surat. Jika masih tidak ada respons, kami mengultimatum akan datang langsung ke perusahaan,” tegasnya.
Asep juga menyoroti dugaan bahwa PT. Wahana belum mengantongi izin yang diperlukan. Ia mendukung penuh jika Pemerintah Daerah Karawang melalui dinas terkait mendesak perusahaan untuk segera mengurus perizinan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Menurut Asep, pemasangan pipa-pipa di areal lahan SMKN 1 Klari sudah berlangsung sejak tahun 2013, bahkan sebelum dirinya menjabat sebagai kepala desa. Ia menyebutkan bahwa komite sekolah terdahulu diduga memberikan izin pemasangan pipa tersebut.
Asep menambahkan bahwa selain masalah pipa, parkir mobil kontainer milik perusahaan juga mengganggu lalu lintas dan menyebabkan kemacetan. Bahkan, tanah sekolah amblas akibat seringnya mobil-mobil tersebut parkir di depan sekolah.
“Dulu, penertiban sampai melibatkan Polda dan Dishub Jabar. Kepala Desa dan aparatur desa lainnya pun seolah tidak dianggap,” ungkap Asep.
Sebelumnya, Kepala SMKN 1 Klari, Ade Mardiah, mengeluhkan keberadaan pipa-pipa besar yang menempel di bagian luar bangunan sekolah dan berada di atas lahan sekolah. Pipa-pipa tersebut diduga menutup saluran air utama sekolah, menyebabkan banjir saat musim hujan.
Ade menjelaskan bahwa kondisi pipa yang semakin lama semakin turun menyebabkan pipa paling bawah menutup saluran air utama sekolah. Akibatnya, air tidak mengalir dan menyebabkan genangan, bahkan sampai membanjiri ruang guru dan kelas.
“Mereka membangun pipa saluran air tepat di atas lahan sekolah kami. Meski terpasang di tembok bangunan perusahaan, pipa-pipa itu tepat di atas saluran air milik sekolah,” jelasnya.
Enam pipa berukuran besar tersusun tiga tingkat dan diikat dengan kawat baja, menempel pada dinding perusahaan di atas lahan milik sekolah. Pipa-pipa tersebut membentang melingkari area seluas bangunan sekolah, dengan ujungnya bermuara langsung ke selokan milik sekolah. Akibatnya, air limbah dari perusahaan pergudangan tersebut mengalir langsung ke saluran pembuangan sekolah. (*)