ONEDIGINEWS.COM — Kabupaten Bandung Barat — Anggota Komisi X DPR RI, Rian Firmansyah, mengajak para pelaku Ekonomi Kreatif untuk
tetap menjaga keberlangsungan inovasi di tengah pandemi, karena prinsip dasar
Ekonomi Kreatif lahir bukan hanya dari kemampuannya dalam berfikir “Out of the Box”
akan tetapi ketangguhannya dalam “Move the Box”.
“Saya yakin pelaku Ekonomi Kreatif mampu melewati Pandemi ini di tengah dampak
Pandemi yang belum berakhir, kemampuan inovasi kalangan Ekonomi Kreatif adalah jati
dirinya karena terbiasa memiliki mindset “out of the box”, sehingga mudah untuk segera
“move the box”, inilah yang nantinya akan melahirkan peluang-peluang baru dan turut
menyumbangkan pemulihan ekonomi nasional, karena ekonomi masa depan akan
bertumpu pada Ekonomi Kreatif,” kata Rian Firmansyah saat menghadiri Ngobrol Bareng
tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif yang diselenggarakan oleh Forum Ekonomi
Kreatif Kabupaten Bandung Barat, Sabtu( 08/08/2020).
Dalam kesempatan tersebut, beberapa nara sumber lain turut juga memberikan paparan,
di antaranya Kasie Ekonomi Kreatif Disparbud KBB Teh Fenny, Kasie Ekonomi Kreatif
Disparbud Jabar Kang Yana, Akademisi Kang JK dan dari Kreasi Jabar Kang Agung.
Menurut Rian, postur Anggaran Ekonomi Kreatif di Kemenparekraf tahun 2020
mengalami pengurangan, dari pagu anggaran sebesar 5,36 Triliun akhirnya harus
berkurang menjadi 3,25 triliun akibat pandemi ini, angka itupun masih melihat
penanganan Covid-19 di sejumlah daerah, karena kenormalan baru ini perlu tetap
memastikan kesehatan masyarakat dengan penerapan protokol kesehatan sehingga
tidak terjadi peningkatan kasus baru.
Dia mengakui, Covid-19 menghantam baragam lini, semua relatif terdampak sehingga
angka kemiskinan bisa jadi akan bertambah, bahkan pertumbuhan ekonomi Indonesia
pada kuartal II tahun ini mengalami kontraksi negatif, yaitu minus 5,32 persen . Dengan
sulitnya keadaaan ini, saya meyakini, watak Ekonomi Kreatif yang inovatif tidak akan
berdiam diri, karena itu sebenarnya yang kita perlukan bukan bantuan pemerintah, lebih
dari itu adalah memastikan hak-hak pelaku Ekonomi Kreatif seperti kekayaan intelektual
bisa dilindungi.
“Ayo kita terus berinovasi, memperluas diversifikasi produk Ekonomi Kreatif, beberapa
sektor seperti fashion saya dengar juga sudah memproduksi APD bagi para tenaga
kesehatan, itu contoh kenapa kita perlu melihat peluang-peluang itu, kata kuncinya
adalah inovasi yang tiada henti” kata Rian.
Potensi lainnya dalam memperkuat pertumbuhan ekonomi itu yakni, pengolahan
makanan berbasis daring. Dalam hal ini, perangkat daerah diharapkan lebih peka dalam
membaca situasi yang berkembang di masyarakat. “Salah satu yang bisa dijadikan entry
point adalah potensi di sektor pengolahan makanan berbasis daring yang
memperlihatkan pertumbuhan yang positif,” terangnya.
Rian juga menantikan langkah-langkah Kemenparekraf yang sudah menyiapkan
beberapa kebijakan strategis untuk memulihkan bisnis sektor Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif, termasuk pengelolaan krisis pandemi Covid-19, harus mengutamakan
keselamatan para pelaku usaha Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, percepatan pemberian
stimulus bagi para pelaku usaha Pariwisata dan Ekonomi Kreatif termasuk peningkatan
daya beli masyarakat dan terakhir, mengubah strategi pemasaran dari analog ke digital.
Pandemi Covid-19 membuat munculnya tatanan kebiasaan baru dari analog ke digital. (DHR)